Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Alasan Festival Kuliner Tak Pernah Sepi Pengunjung

Beberapa kali penyelenggaraan festival kuliner tidak pernah gagal dan selalu dipadati pengunjung. Apa saja yang menjadi daya tarik?

18 Agustus 2024 | 15.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi bisnis kuliner. Pixabay

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis kuliner Tanah Air memang sangat menjanjikan. Apapun kuliner jalanan yang disajikan pasti ada pembeli, tinggal bagaimana menjaga rasa atau bahkan meningkatkannya. Kuncinya harus ada yang berbeda atau unik dari pesaing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Festival kuliner, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun badan usaha, belakangan ini kerap digelar di luar ruangan maupun dalam ruangan. Beberapa kali penyelenggaraan festival kuliner tidak pernah gagal dan selalu dipadati pengunjung. Salah satu yang menjadi daya tarik di festival makanan itu adalah hadirnya kuliner-kuliner autentik dari suatu daerah yang memang dikelola turun temurun, tentunya ini menjawab kerinduan yang pernah merasakan kuliner itu tanpa harus jauh-jauh datang ke daerah tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Contohnya Festival Kuliner Serpong di Tangerang Selatan yang digelar setiap tahun menyambut HUT RI. Meski digelar setiap tahun, festival ini selalu dipadati pengunjung karena hadir kuliner autentik dari suatu daerah. Dengan harga yang sama, pengunjung sudah bisa menikmati kuliner tersebut dengan rasa yang sama. Yang membedakan hanya kemasannya yang biasanya memakai piring atau gelas, kini disajikan dengan kemasan satu kali pakai.

Syarat agar diminati
Aleta, kurator dari Festival Kuliner Serpong, mengatakan mengingat penyelenggaraannya selama satu bulan penuh (15 Agustus-15 September) maka seleksi terhadap peserta menjadi keharusan untuk memastikan hidangan yang disajikan tidak mengecewakan konsumen. Festival Kuliner Serpong kali ini mengambil tema kuliner Medan. Terkait hal itu, tim kurasi langsung melakukan survei ke Medan untuk mendatangkan kuliner khas langsung dari kota tersebut. 

Upaya itu bukan perkara mudah mengingat pemilik usaha kuliner di kota tersebut jumlahnya sangat banyak sehingga proses seleksi harus dilakukan dengan ketat. Pertama, yang dilakukan melihat aktivitas pelaku kuliner yang dituju di media sosial serta ulasannya. Setelah itu dilakukan tes rasa. Tak hanya itu, tim juga melihat kebersihan dalam penyajian.

Beberapa tempat ada yang dari sisi ulasan bagus tetapi tidak lolos dari sisi rasa. Sebaliknya, ada yang tidak menggunakan media sosial tetapi unggul dari sisi rasa. Faktor lain yang juga menjadi pertimbangan adalah ramainya pengunjung, baik yang makan di tempat atau dibawa pulang. Kemudian keaslian masakan yang dilakukan melalui proses wawancara pengunjung. 

Tim akhirnya meloloskan tujuh kuliner asli Medan dari sebanyak 100 yang diseleksi. Kuliner di Medan sangat khas, tidak ditemukan di daerah lain karena daerah tersebut merupakan percampuran budaya Melayu, Batak, Cina, dan India sehingga di Festival Kuliner Serpong, perwakilan empat budaya ini juga hadir di dalamnya. Bahkan, untuk memberikan kesan kepada pengunjung juga dihadirkan replika Istana Maimun yang merupakan ikon kota Medan, termasuk mendirikan panggung untuk menyajikan budaya Sumatra Utara kepada pengunjung.

Mi Gomak, mi sop ayam, kopi sidikalang, kari bihun adalah beberapa makanan asal Medan. Namun yang jelas di kota ini mulai dari makanan pembuka, makanan utama, hingga makanan penutup lengkap tersedia. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus