Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Alasan Liburan dan Traveling Baik buat Otak serta Kognitif

Bepergian dan liburan baik untuk kesehatan secara umum, termasuk kesehatan otak, mental, dan kognitif. Berikut alasannya.

24 Desember 2024 | 23.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi liburan bareng teman ke pantai. Foto: Freepik.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang mengaku butuh liburan untuk menyegarkan pikiran dan hal itu memang benar adanya. Anda mungkin tak langsung merasakan manfaatnya bagi kesehatan tapi pakar menyarankan Anda perlu melakukannya. Bepergian baik untuk kesehatan secara umum, termasuk kesehatan mental dan kognitif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Menurut saya, salah satu cara tercepat untuk meningkatkan suasana hati adalah keluar dari rutinitas dan traveling salah satu caranya," ujar  Brighid Gannon, salah satu pendiri Lavender Psychiatry, kepada HuffPost.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bepergian ke luar negeri bisa memutus kehidupan yang monoton. Namun sekadar bepergian ke luar kota yang tak jauh pun sama bermanfaat. Traveling juga bisa membuka perspektif terhadap budaya dan cara hidup yang berbeda.

Manfaat berjalan kaki selama bepergian
Banyak jalan kaki di lokasi liburan adalah aktivitas fisik yang tak hanya baik buat jantung tapi juga otak. Aktivitas fisik membantu merangsang pertumbuhan sel-sel otak dan memperkuat koneksi di otak, kata Emily Rogalski, pengajar neurologi di Universitas Chicago. 

Sel-sel otak yang baru bermanfaat buat area-area seperti memori dan kemampuan untuk belajar seiring pertambahan usia. Rutin melakukan aktivitas fisik juga bisa menurunkan risiko terkena demensia. Aktivitas fisik selama bepergian mungkin bukan yang rutin dilakukan tapi tetap bermanfaat.

Traveling merangsang otak
Perubahan lingkungan juga bisa menurunkan risiko masalah kesehatan otak, menurut Dr. Augusto Miravalle, neurolog di Pusat Medis Universitas Rush di Chicago. Penelitian di Cina pada 2023 menyebut lansia yang yang suka bepergian berisiko lebih rendah terkena demensia dan gangguan kognitif ringan.

Belajar bahasa baru
Belajar sesuatu bisa mencegah berkembangnya demensia. Banyak yang bisa dipelajari selama liburan, seperti bahasa baru atau sistem transportasi yang diperlukan selama di lokasi tujuan. 

Jeda dari pekerjaan
Traveling adalah cara alami untuk beristirahat dari pekerjaan, terutama di era digital ini. "Inilah cara yang menyenangkan untuk melakukan detoks digital yang sangat kita butuhkan," kata Gannon.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus