Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Panjat pinang adalah lomba yang sering dimainkan saat agustusan. Lomba memanjat pohon yang diberi pelicin ini sangat diminati karena dinilai seru dan meriah. Namun tak jarang panitia melumuri pinang menggunakan bahan berbahaya misalnya oli bekas.
Dilansir dari arahenviromental.com, oli bekas sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Jika tidak sengaja masuk ke dalam tubuh, zat tersebut bisa menyebabkan kerusakan ginjal, kerusakan saraf bahkan memicu kanker. Sebab, saat oli bekerja dalam mesin kendaraan, cairan itu bercampur dengan berbagai zat kimia lainnya termasuk BBM dan berbagai serpihan.
Dilansir dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3), oli bekas masuk dalam ketegori limbah berbahaya. Karena merupakan hasil sisa pembakaran, oli motor atau oli mobil bekas bersifat asam, deposi, dan korosif.
Alhasil untuk lomba panjat pinang yang lebih sehat, panitia sebaiknya tidak menggunakan oli bekas sebagai pelicin. Agar lebih aman, sebaiknya pinah diberikan pelumas berupa minyak ataupun lemak. Penggunaan minyak untuk pelicin pinang lebih aman untuk kulit sebab minyak tidak dibuat menggunakan bahan kimia namun menggunakan bahan nabati. Sehingga dapat mengurangi resiko berbagai dampak negatif dari penggunaan oli bekas.
Bila penggunaan minyak dinilai terlalu mahal dan boros, Anda juga bisa menggunakan lemak hewani. Salah satu olah raga asal Eropa Selatan yang mirip dengan panjat pinang yakni Gostra menggunakan lemak sebagai pelicin tiang. Lemak juga terbukti lebih aman karena terbuat dari bahan alami dan mengurangi kemungkinan terjadinya iritasi.
Pilihan Editor: Keseruan Gostra, Lomba Panjat Pinang Ala Malta
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini