Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Alasan Pasien Campak Perlu Dirawat di Ruang Isolasi

Tak hanya di rumah, jika dirawat di rumah sakit pasien campak juga sebaiknya dirawat di ruang tersendiri atau isolasi. Ini alasannya.

6 Februari 2023 | 21.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang balita di Kampung Cisadane, permukiman Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, mengalami demam dan bintik-bintik merah saat dilakukan pelacakan kasus campak. ANTARA/Mansur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pasien campak sebaiknya dirawat di ruang khusus atau melakukan isolasi agar tak menularkan maupun tertular virus lain. Begitu menurut Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) sekaligus spesialis anak dan konsultan penyakit infeksi dan tropis anak Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Anak yang terkena campak itu daya tularnya lebih tinggi dari Covid, 10 kali lipat. Dia menularkan dari udara, ludah, kontak secara langsung juga bisa. Jadi, yang paling efektif memang isolasi, artinya dirawat di ruangan tersendiri. Kurang lebih dibutuhkan selama seminggu," papar Hinky.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak hanya di rumah, jika dirawat di rumah sakit pasien campak sebaiknya juga dirawat di ruang tersendiri. Selain itu, petugas kesehatan pun juga harus menggunakan pakaian pelindung.

"Kalau pun dirawat di rumah sakit, harus dirawat di ruang khusus, di ruang isolasi, supaya tidak menularkan pada anak lain, juga terhadap petugas kesehatan. Petugasnya juga harus sudah vaksin dan menggunakan alat pelindung diri," jelas Hinky.

Namun, penderita campak tak hanya berpotensi menularkan saja. Hinky mengatakan mereka yang terinfeksi campak juga bisa terkena virus lain sebab daya tahan tubuh sedang rendah.

"Bukan hanya menularkan, dia juga berisiko terkena penyakit yang lain karena lagi dalam posisi daya tahan tubuh rendah," kata Hinky.

Boleh mandi
Ia juga memaparkan pasien campak tetap boleh mandi. Jadi, mandi dapat menyebabkan ruam campak menyebar hanyalah mitos. Karena itu, dia menyarankan kepada orang tua untuk tetap memandikan anak dengan cara mengelap badannya.

"Tidak boleh mandi itu kalau dia dalam keadaan demam tinggi, tidak sadar, atau kejang. Tapi kalau sudah enggak demam, selera makan sudah timbul, kebersihan juga merupakan salah satu upaya yang efektif dalam menyembuhkan atau mencegah. Ruamnya bukan menyebar karena dimandikan tapi dari hari ke hari memang meluas, nanti hilang lagi selama tiga hari. Jadi, memang lama penyakitnya secara umum memang tujuh hari," ujar Hinky.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus