Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sabun batang adalah produk pembersih yang umum digunakan untuk membersihkan tangan dan tubuh. Kandungan bahan kimia dalam sabun, seperti deterjen dan antiseptik, umumnya dianggap aman untuk digunakan. Namun, apakah berbagi sabun batang dengan orang lain dapat menyebabkan penularan penyakit?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Times of India, sebuah penelitian yang dipublikasikan Indian Journal of Dental Research menemukan bahwa sabun batang menampung dua hingga lima jenis kuman yang berbeda. Adapun penelitian American Journal of Infection Control yang dilakukan di rumah sakit menemukan bahwa sekitar 62 persen sabun batang terkontaminasi dan hanya 3 persen sabun cair yang terkontaminasi. Bakteri yang bersembunyi di sabun berpotensi menyebar dari orang ke orang melalui penggunaan sabun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut pakar kesehatan, beberapa kuman yang ada di sabun bisa jadi mencakup bakteri E. coli, Salmonella, dan Shigella, serta virus seperti norovirus, rotavirus, dan staph. Ada yang menyebar melalui luka atau goresan pada kulit, ada pula yang menyebar melalui kotoran. Meskipun berbagi sabun batang sebagian besar aman, ada satu infeksi yang dapat menular jika berbagi sabun yang sama.
Dalam sebuah penelitian pada 2008 yang dilakukan terhadap pemain sepak bola Universitas Florida, mereka yang berbagi sabun lebih mungkin mengalami infeksi berulang Staphylococcus aureus (MRSA) yang resisten terhadap Methisilin, yaitu infeksi Staph yang kebal antibiotik. Akibat infeksi ini, CDC AS juga merekomendasikan untuk tidak berbagi barang pribadi seperti sabun batang.
Dikutip dari Healthline, bila keadaan tidak memungkinkan yang mengharuskan berbagi sabun, perhatikan beberapa hal berikut:
1. Pastikan tangan dalam keadaan bersih sebelum menyentuh sabun batang. Hindari menyentuh sabun dengan tangan yang kotor atau dalam keadaan tidak sehat.
2. Pastikan sabun batang yang akan dibagikan dalam kondisi baik, tidak rusak, dan tidak terkontaminasi oleh benda asing.
3. Jika memungkinkan, kemas sabun dalam kemasan yang higienis, seperti plastik atau kertas yang dapat melindungi dari kontaminasi.
4. Sebaiknya hindari berbagi sabun pribadi seperti sikat sabun atau spon, karena ini dapat meningkatkan risiko penularan.
5. Jika ada kekhawatiran khusus, sebaiknya berkonsultasi dengan ahli kesehatan untuk mendapatkan panduan yang lebih spesifik.
Penting untuk diingat bahwa kebersihan tangan dan penggunaan sabun tetap menjadi praktik yang efektif dalam mencegah penularan penyakit. Menyediakan akses mudah terhadap sabun dapat meningkatkan kepatuhan terhadap praktik kebersihan, terutama di tempat-tempat umum.
Pilihan Editor: Kelebihan dan Kekurangan Sabun Mandi Batang dan Cair