Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Perhimpunan Ahli Ilmu Penyakit THT Bedah Kepala Leher Indonesia (PERHATI KL), Semiramis Zizlavsky, mengatakan bila anak sering batuk pilek bisa terkena risiko gangguan pendengaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mungkin anaknya sering mengalami batuk pilek sehingga hal ini bisa menyebabkan anak mengalami gangguan pada telinga tengahnya,” jelas Semiramis dalam diskusi daring yang digelar Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Rabu, 24 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Usia dan faktor risiko
Ia juga memaparkan beberapa faktor risiko sehingga dapat mencegah anak mengalami gangguan pendengaran. Untuk usia 0-29 hari, faktor risiko meliputi riwayat keluarga, infeksi Torsch, prematur, berat badan lahir rendah, bilirubin tinggi, skor apgar rendah, dan obat-obatan. Pada bayi usia 29 hari-2 tahun, faktor risiko meliputi infeksi Torsch, meningitis bakterialis, sindrom dan infeksi telinga tengah berulang.
“Dengan satu faktor risiko saja kemungkinan ada gangguan pendengaran itu sebesar 10,3 kali lipat. Kalau mengalami tiga faktor tersebut, itu 63 kali lipat kemungkinannya menjadi gangguan pendengaran,” jelasnya.
Karena itu, Semiramis meminta orang tua tak menyepelekan batuk pilek pada anak sebab jika ada cairan di telinga tengah bisa berisiko mengalami gangguan pendengaran. Kemudian untuk pencegahan, ia juga mengimbau jangan membersihkan telinga terlalu dalam, tidak menggunakan earphone dengan volume terlalu keras dan waktu yang lama, juga memakai pelindung telinga pada daerah yang bising.
Pilihan Editor: Dokter THT Ingatkan Gangguan Pendengaran Akibat Pakai Headphone