Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rendaman air beras sering kali dibuang karena dianggap sebagai limbah yang mengandung kotoran dan bakteri yang merugikan. Padahal, air cucian beras mempunyai segudang manfaat, baik bagi kesehatan tubuh maupun untuk membantu mempermudah aktivitas manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Air cucian beras sering disebut leri, istilah yang umum dipakai dalam budaya Jawa. Di beberapa daerah, rendaman air beras juga dikenal sebagai tajin yang kadang digunakan sebagai minuman kesehatan atau bahan perawatan kulit alami.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebutan lainnya adalah bakas yang dalam tradisi tertentu dipercaya bermanfaat bagi kesehatan rambut dan kulit.
Daftar Manfaat Rendaman Air Beras
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut sejumlah manfaat air cucian beras:
1. Pupuk Organik Cair
Melansir ejournal.unsrat.ac.id, air cucian beras dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk cair yang lebih ramah lingkungan.
Berdasarkan beberapa studi, tanaman yang disiram rendaman air beras menunjukkan peningkatan berat buah, tinggi tanaman, dan jumlah daun, karena mengandung karbohidrat, kalium, fosfor, sulfur, magnesium, besi, dan vitamin B1.
2. Nata de Leri
Menurut jurnal.yudharta.ac.id, air cucian beras dapat digunakan sebagai bahan baku tambahan atau bahkan pengganti air kelapa dalam proses pembuatan nata de coco. Nata yang dibuat dari rendaman air beras tersebut dikenal dengan istilah nata de leri.
Berdasarkan studi yang dilakukan pada 2019 menunjukkan bahwa nata de leri yang memiliki sifat fisik paling baik dengan uji ketebalan terdapat pada komposisi 25 persen air cucian beras dan 75 persen air kelapa.
Selain itu, dari segi aroma, tekstur, dan warna juga disukai karena tidak memiliki perbedaan yang mencolok dibandingkan nata de coco.
3. Sirup
Kemudian, mengutip eprints.ums.ac.id, air cucian beras juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan sirup.
Rendaman air beras terlebih dahulu difermentasi dengan ragi tempe untuk menurunkan kadar gula reduksinya. Dengan ditambahkan pandan, sirup air leri yang dihasilkan cukup disukai oleh para panelis.
4. Menurunkan Kadar Formalin
Menurut jurnal.unprimdn.ac.id, air cucian beras diketahui dapat menurunkan kadar formalin atau deformalinisasi pada ikan asin. Berdasarkan perendaman yang dilakukan selama waktu 60 menit, kadar formalin dalam air asin mampu berkurang hingga 66,03 persen.
Selain itu, perendaman ikan asin jenis selar kuning dengan rendaman air beras lebih pekat selama 20 menit mampu menurunkan formalin sebesar 28 persen.
Namun, perendaman tersebut tidak boleh dilakukan lebih dari 20 menit karena kadar formalin akan meningkat kembali akibat terikatnya gugus aldehid pada formalin dan protein pada ikan.
5. Bahan Baku Bioetanol Padat
Selain itu, melansir ejournal3.undip.ac.id, limbah rendaman air beras dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol padat.
Kandungan karbohidrat dalam air cucian beras dapat dihidrolisis untuk menghasilkan glukosa. Glukosa, kemudian difermentasi secara anaerob menjadi bioetanol menggunakan Saccharomyces cerevisiae.
Hasilnya, bioetanol yang dihasilkan oleh air cucian beras tersebut mempunyai kadar sebesar 42 persen, setelah didestilasi. Selanjutnya, bioetanol yang diproduksi dapat diubah menjadi berbentuk padat untuk memudahkan proses pengangkutan, penggunaan, mudah diperbaharui, dan bernilai ekonomis tinggi.
Pilihan Editor: 5 Khasiat Air Beras untuk Perawatan Rambut