Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Microsleep atau tertidur sejenak saat mengemudi adalah penyebab utama kecelakaan mobil dari waktu ke waktu. Angkanya bahkan lebih tinggi dari mengemudi di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lantas, apa sebenarnya penyebab microsleep dan apakah hal ini bisa terjadi pada semua orang? Berikut ulasannya beserta cara pengendara dapat mencegah kejadian yang berpotensi fatal ini.
Apa Itu Microsleep?
Microsleep mengacu pada saat-saat singkat tidur atau kantuk yang tidak disengaja. Selama microsleep, gelombang otak melambat secara jelas dan otak berhenti memproses informasi dengan normal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kondisi otak dalam peristiwa microsleep hampir menyerupai saat di mana seseorang tidak sadarkan diri, seperti tidur biasa atau pingsan. Akan tetapi, sebagian besar otak tetap aktif walau bagian-bagian tidur lokal lainnya menjadi tidak aktif. Oleh sebab itu, microsleep jauh dari kata “terjaga”.
Berapa Lama Microsleep Berlangsung?
Microsleep berlangsung selama kurang dari 15 detik. Orang-orang yang mengalami microsleep seringkali tidak menyadarinya, alih-alih berpikir hanya sedang bengong untuk sementara waktu. Ini dikarenakan otak beralih dengan cepat antara terjaga dan tertidur.
Seperti Apa Rasanya Microsleep?
Seseorang mungkin menyadari terjadinya microsleep pada orang lain (atau diri mereka sendiri) dari kelopak mata yang turun perlahan hingga anggukan kepala yang tiba-tiba. Namun, tidak menutup kemungkinan microsleep juga terjadi dengan keadaan mata terbuka. Apa pun gejalanya, microsleep seringkali meninggalkan perasaan melamun untuk sesaat.
Jika pernah mengalami salah satu dari gejala umum ini, seseorang mungkin telah mengalami microsleep:
- Terkejut oleh anggukan kepala atau sentakan tubuh.
- Sulit untuk membuka mata; Menguap dan berkedip secara berlebihan.
- Tidak dapat memproses informasi atau sepenuhnya memahami perkataan orang lain.
- Sadara akn sesuatu yang baru saja terjadi atau merasa “melewatkan” suatu momen.
- Rentan melakukan kesalahan di tempat kerja atau sulit berkonsentrasi dan mengingat sesuatu (sering ditemukan pada pekerja shift malam).
Perlu diingat bahwa gejala di atas hanya menjadi masalah dalam situasi di mana seseorang tidak berniat untuk tertidur.
Microsleep saat Mengemudi: Risiko Tinggi
Ketidakmampuan untuk tetap terjaga tidak selalu menimbulkan bahaya. Setiap orang pasti pernah merasa bosan hingga tidak sengaja tertidur ketika menonton acara televisi malam-malam atau mendengarkan orasi pembicara di atas podium. Hal-hal seperti itu tentu tidak membahayakan siapa pun.
Bahaya sesungguhnya adalah risiko kecelakaan yang berpotensi disebabkan oleh “tidur singkat” ini. Kelalaian bahkan untuk momen sekecil apa pun dapat menimbulkan konsekuensi besar saat melakukan pekerjaan sensitif seperti mengoperasikan alat berat. Ahli bedah, operator mesin, serta pengemudi adalah contoh profesi yang berisiko bagi seseorang yang mengalami microsleep.
Microsleep saat mengemudi adalah ancaman nyata bagi keselamatan jalan. Tak sedikit orang yang mengaku kesulitan untuk tetap terjaga saat berada di belakang kemudi. Mengantuk saat mengemudi setidaknya menyebabkan hingga ribuan kecelakan setiap tahunnya. Tak perlu heran ketika ada kendaraan yang dapat menempuh jalan raya sepanjang lapangan sepak bola hanya dalam waktu 4–5 detik di bawah kendali pengemudi lalai.
Pengemudi yang mengalami microsleep sama membahayakannya dengan pengemudi di bawah pengaruh alkohol. Waktu reaksi dan kesadaran mereka semakin memburuk, pengemudi mengantuk bahkan tiga kali lebih mungkin terlibat dalam kecelakaan. Orang yang mengemudi setelah kurang tidur selama lebih dari 20 jam sama dengan mengemudi dengan konsentrasi alkohol dalam darah 0,08 persen (kadar yang melebihi batas legal).
Apa Penyebab Microsleep?
Kurang tidur adalah penyebab utama microsleep. Seseorang bisa mencoba untuk tidak tidur di siang hari agar mendapat tidur nyenyak saat malam. Namun, jika tidur malam tetap tidak terasa nyenyak, tekanan untuk tidur akan tetap tinggi ketika orang seharusnya terjaga. Artinya, microsleep bisa terjadi pada siapa saja yang mengantuk.
Orang dengan gangguan tidur seperti insomnia, narkolepsi, dan sleep apnea berisiko lebih tinggi mengalami microsleep. Faktanya, orang dengan gangguan tidur (atau kekurangan) terkait kerja shift tiga kali lebih mungkin terlibat dalam kecelakaan mobil yang disebabkan oleh kantuk.
Beberapa obat juga diketahui menyebabkan kantuk mendadak, seperti antihistamin atau stimulan dopamin (untuk parkinson). Bahkan, aktivitas berulang juga dapat menyebabkan microsleep pada orang yang sudah cukup istirahat. Penting untuk mencari potensi gangguan tidur atau medis yang mendasarinya jika microsleep masih terjadi meskipun sudah tidur nyenyak.
Cara Mencegah Microsleep saat Mengemudi dan Tetap Terjaga
Penting untuk mengenali tanda-tanda microsleep saat mengemudi dan bertindak sigap untuk mencegah kecelakaan fatal. Seseorang seringkali menyangkal atau tidak menyadari bahwa mereka sedang kelelahan. Untungnya, ada beberapa cara untuk memulihkan energi dengan cepat saat mengemudi tanpa harus berhenti untuk tidur semalaman (walaupun itu adalah solusi utamanya).
Waspadai tanda-tanda peringatan kantuk berikut saat tengah mengemudi:
- Sering menguap atau tidak kuat membuka mata.
- Sadar ketika terkantuk-kantuk beberapa kali.
- Ketidakmampuan untuk mengingat perjalanan beberapa kilometer terakhir.
- Tidak memperhatikan rambu jalan atau lampu lalu lintas.
- Kesulitan menjaga jarak dengan mobil lain.
- Tanpa sadar berpindah ke bahu jalan atau jalur di sisi lainnya.
Jika pengemudi sudah sadar bahwa sedang berada dalam salah satu situasi tersebut, bertindak cepat dan ubah perilaku monoton yang membuat sebagian besar otak mengantuk:
- Menepi di perhentian istirahat dan tidur siang
- Gunakan kafein untuk dorongan cepat
- Keluar dari mobil dan tingkatkan denyut nadi dengan melakukan jumping jack (contoh).
- Lakukan percakapan (menggunakan headset atau mode berkendara).
- Bergantian mengemudi dengan rekan satu kendaraan jika memungkinkan.
- Gunakan transportasi umum sebagai alternatif jika memungkinkan.
Jaga Pola Tidur yang Baik
Microsleep berkaitan dengan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari, semua orang bisa mengalaminya. Kabar baik, microsleep sepenuhnya dapat dicegah dengan kebiasaan tidur yang baik dan kepekaan terhadap gejala kantuk. Jika ada gangguan tidur yang mendasari rusaknya sistem tidur, segeralah cari bantuan dokter.
NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM