Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu kuliner unggulan Betawi selain kerak telor adalah ayam gohyong atau dikenal juga dengan ngohiang. Mengutip atas budaya-indonesia.org, ayam gohyong merupakan kuliner hasil persilangan budaya antara Cina dan Betawi yang menekankan pada kelima rasa perpaduan yang menyatu sempurna.
Ayam gohyong terdiri atas cincangan daging ayam dan udang yang diadon dengan campuran bumbu kemudian dibungkus oleh kembang tahu dan digoreng hingga teksturnya yang tidak renyah, namun, sedikit lembek. Masih dari sumber yang sama, ayam gohyong merepresentasikan kepercayaan Tionghoa yakni keseimbangan Yin dan Yang dalam makanan atas perpaduan kelima rasa yang terdiri atas asam, manis, pedas, asin, dan pahit.
Dilansir dari Kulinear.hops.id, kuliner yang berasal dari Provinsi Fujian, Cina ini umum disajikan dengan kuah mentega dengan saus asam. Sejarahnya ayam gohyong dibawa oleh etnis Cina yang berasal dari Fujian saat melancong ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Kemudian oleh masyarakat Suku Betawi menu makanan tersebut diakulturasi dengan menyesuaikan lidah orang Indonesia.
Ayam gohyong pun lantas dijajahkan oleh penjual secara keliling menggunakan gerobak, hingga saat ini sudah memiliki kedai tersendiri. Makanan yang asalnya berbahan cincangan daging babi dan udang ini dari tahun ke tahun keberadaannya di Kota Jakarta sudah tak menjamur seperti dahulu. Hanya kedai-kedai tertentu yang menjualnya karena kalah pamor dengan kuliner pendatang baru lainnya.
Meskipun demikian, makanan berkuah ini masih menjadi kuliner khas Kota Jakarta yang bersejarah. Daerah Gondangdia menurut sumber yang sama disebut sebagai daerah yang masih menjual ayam gohyong hingga saat ini. Bagi yang kangen dengan cita rasa ayam gohyong maka bisa bertandang ke Gondangdia.
Pilihan Editor: 10 Tempat Kuliner Malam di Jakarta yang Menggugah Selera
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini