Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, JAKARTA - Emoji batu kerap muncul di media sosial dan menghiasi percakapan sehari-hari. Tapi masih banyak yang belum memahami arti dari emoji tersebut. Sebenarnya, apa arti dari emoji batu ini dan bagaimana asal usul emoji batu?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Emoji batu mungkin terlihat sederhana, namun sebenarnya memiliki asal usul menarik. Setiap kali muncul, emoji ini seolah menyampaikan pesan tersembunyi yang hanya bisa dimengerti oleh orang-orang tertentu. Nah, berikut adalah informasi mengenai asal usul emoji batu dan artinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Asal-usul Emoji Batu
Emoji batu digambarkan sebagai patung kepala manusia berwarna abu-abu, dengan alis dan hidung yang menonjol, biasanya menghadap ke arah kiri. Emoji ini sering disebut sebagai patung dengan ekspresi datar atau tanpa ekspresi.
Menurut Emojipedia, inspirasi emoji ini datang dari patung Moai yang terkenal di Pulau Paskah, Chile. Patung-patung ini merupakan monumen besar di pulau tersebut, dibangun sekitar tahun 1400 hingga 1650 M oleh suku asli, Rapa Nui.
Dilansir dari Easter Island Travel, terdapat sekitar 1.000 patung Moai di Pulau Paskah dan beberapa di antaranya mencapai tinggi 10 meter dan berat hingga 86 ton. Sekitar 95 persen patung tersebut dipahat dari batu gunung berapi Rano Raraku. Batu di lokasi ini berupa tuf, abu vulkanik yang mengeras dan mudah dipahat, karena pada masa itu penduduk hanya menggunakan alat batu, yang disebut toki, tanpa logam.
Patung Moai dibuat untuk menghormati kepala suku atau orang-orang penting yang telah meninggal. Patung-patung ini ditempatkan di atas platform batu berbentuk persegi panjang yang disebut ahu, yang sekaligus menjadi makam bagi sosok yang mereka representasikan. Moai dirancang dengan karakteristik yang berbeda untuk menggambarkan sosok yang diwakilinya.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa emoji ini sebenarnya diusulkan oleh Jepang untuk merujuk pada patung Moyai di Stasiun Shibuya, Tokyo. Patung Moyai Jepang memiliki ciri bibir tebal dan ukiran yang menyerupai rambut lebat, berbeda dengan ciri khas patung Moai yang lebih tipis.
Patung Moyai merupakan hadiah dari Pulau Nii-jima, Jepang, kepada distrik tersebut pada tahun 1980-an. Pulau Nii-jima dikenal dengan banyak ukiran batu vulkanik berbentuk wajah dan kepala besar, yang disebut Moyai. Dalam dialek lokal, Moyai berarti "bekerja sama dalam upaya." Ukiran-ukiran ini sering dianggap sebagai versi muda dari patung-patung kuno Polinesia.
Arti Emoji Batu
Emoji batu dapat diartikan untuk menggambarkan wajah manusia dengan ekspresi datar dan kokoh. Wajah tanpa ekspresi dari emoji kepala batu ini bisa mencerminkan berbagai emosi seperti konyol, tabah, kesal, atau sekadar wajah datar. Emoji ini juga sering digunakan dalam meme "sigma" atau "chad" karena ekspresinya yang terlihat emosional.
Dalam banyak konteks, emoji batu digunakan untuk menampilkan ekspresi wajah yang netral atau tanpa emosi. Ini bisa digunakan juga untuk menunjukan ketidakpedulian, kebosanan, atau bahkan sarkasme.