Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan masyarakat soal pentingnya atasi stunting sejak dini. Tindakan pencegahan stunting bisa dilakukan sejak ibu belum hamil, saat hamil. "Setelah melahirkan juga perlu untuk memastikan anak- anak sehat dan tidak kekurangan gizi," katanya dalam keterangan pers yang diterima akhir Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi anak stunting. Ketika berat badan balita tidak naik, harus intervensi dengan memberi makanan kaya protein hewani, seperti telur, ikan dan ayam. "Untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul menghadapi bonus demografi dan menuju Indonesia Emas 2045, pemerintah memandang sangat penting untuk melakukan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan, termasuk dunia usaha dalam mempercepat pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)," kata Budi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelumnya, upaya mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia dengan target 14 persen pada 2024 sesuai dengan yang tercantum dalam (RPJMN) 2020-2024, membutuhkan tidak hanya program intervensi gizi namun juga upaya-upaya prevensi atau pencegahan. Koordinator Scaling Up Nutrition Business Network (SBN) Indonesia yang sekaligus Ketua Kelompok Kerja Stunting APINDO Axton Salim mengatakan untuk mendapatkan sumber daya manusia unggul, tidak terlepas dari pemenuhan gizi. "Ada tiga prioritas SBN Indonesia terhadap percepatan perbaikan gizi di Indonesia yaitu intervensi dan edukasi 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) & remaja, gizi seimbang serta sanitasi dan higienitas," kata Axton yang juga Ketua Bidang Pembangunan Berkelanjutan/SDGs.
Ia menilai perlu adanya upaya preventif dan intervensi untuk mengatasi isu gizi termasuk stunting. "Preventif kami lakukan dengan memberikan edukasi kepada remaja, ibu hamil dan menyusui agar memiliki pengetahuan gizi dan kesehatan yang baik," lanjutnya.
Timnya juga ikut melakukan upaya intervensi. "Dengan memberikan makanan bergizi sesuai pedoman dari Kementerian Kesehatan (Kemkes). Namun, kami menyadari untuk mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia perlu dukungan dunia usaha untuk saling bersinergi,” lanjut Axton.
“SBN Indonesia bersama dengan APINDO melakukan kampanye Gerakan Anak Sehat (GAS) – Kolaborasi Inklusif Pengusaha Indonesia Atasi Stunting (KIPAS) APINDO, gerakan ini merupakan integrasi antara prevensi dan intervensi pangan dengan target kepada sekitar 3.600 peserta yang terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui dan bayi dari usia 6-24 bulan di tiga lokasi yakni Kabupaten Bogor, Kota Serang dan Kabupaten Purbalingga,” kata Axton.
APINDO berkomitmen untuk berkontribusi dalam upaya pencegahan stunting. "Dunia usaha juga menyebut jika terdapat korelasi antara stunting dengan investasi. Stunting harus kita perangi bersama dengan pendekatan yang ilmiah dan berbasis sains untuk mewujudkan generasi yang unggul dan mampu bersaing di tingkat global,” kata Ketua Umum APINDO, Shinta W. Kamdani pada aktivitas program GAS-KIPAS di Kota Serang 17 Oktober 2023.
Program GAS-KIPAS adalah gerakan yang diinisiasi oleh SBN Indonesia bersama APINDO, Kementerian Kesehatan , Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI), Institut Pertanian Bogor, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Universitas Jenderal Soedirman. Kegiatan ini termasuk menjadi wanita yang memiliki kontribusi nyata mengatasi masalah stunting. Program GAS-KIPAS diimplementasikan dengan mengikuti pedoman teknis dari pemerintah.
Axton Salim yang juga aktif sebagai Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk menjelaskan bahwa dalam mengatasi 3 isu gizi nasional yaitu gizi kurang, obesitas dan defisiensi mikronutrien Indofood juga sudah melakukan beragam upaya intervensi dan prevensi antara lain bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia untuk memberikan edukasi kepada para tenaga kesehatan dan kader serta mengedukasi remaja putri baik melalui platform online maupun offline.
“Kami berharap akan semakin banyak pengusaha yang berkontribusi dalam program GAS-KIPAS APINDO agar target intervensi 1.000 Posyandu dapat segera tercapai. Sehingga pada tahun 2024 target prevalensi stunting sebesar 14 persen bisa kita wujudkan bersama,” tutup kata Salim.