Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cuaca panas kini tengah melanda berbagai tempat. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut cuaca ekstrem dapat berdampak buruk pada kesehatan anak karena bisa menyebabkan anak mudah dehidrasi hingga mimisan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Yang penting saat cuaca ekstrem ini, saat panas-panasnya, kurangi paparan UV sinar matahari secara langsung,” kata anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI, Himawan Aulia Rahman, dalam media brief virtual Penyakit pada Anak Pascamudik, Kamis, 27 April 2027.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Himawan menuturkan dehidrasi pada anak bisa terjadi akibat suhu panas di luar ruangan. Biasanya, dehidrasi terjadi pada anak yang kebutuhan cairan dalam tubuh tidak tercukupi sehingga mengalami sejumlah gejala seperti mulut kering, kehausan, buang air kecil berwarna pekat, dan intensitas buang air kecil jarang.
Selain itu, apabila anak mengalami dehidrasi berat biasanya diikuti demam, gejala lemas hingga lemas sekali, terjadi penurunan kesadaran, dan kehilangan respons atau pingsan. Ketika hal ini terjadi, orang tua diharapkan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk diperiksa.
“Jika anak ada gejala lain seperti muntah atau diare, itu bisa menyebabkan dehidrasi bertambah berat. Jadi, dehidrasi harus menjadi concern kalau misalnya cuaca sedang panas,” ujarnya.
Sebabkan mimisan
Cuaca panas yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia, juga bisa mengakibatkan anak mengalami mimisan, terutama yang punya jenis pembuluh darah tipis di hidungnya. Himawan mengatakan mimisan dapat terjadi akibat adanya pembuluh darah yang pecah. Bila hal ini menimpa anak, orang tua diharapkan segera menghindarkan anak dari paparan suhu panas, sebisa mungkin minimalisir anak beraktivitas di luar selama suhu masih panas.
Bentuk antisipasi lain yang ia tekankan adalah penuhi kebutuhan cairan tubuh anak dengan minum banyak air atau makanan bergizi yang menunjang imunitas tetap terjaga dengan baik. Terlebih bila anak sedang mengikuti perjalanan kembali ke kota asal pascamudik.
“Jadi, dengan minum yang cukup bisa mengurangi risiko dehidrasi atau kekurangan cairan pada anak, tidak perlu sampai ekstrem diberi produk kompres pendingin,” sarannya.
Kemudian bila terpaksa keluar, usahakan anak sudah dipakaikan tabir surya terlebih dulu agar kulit terlindung dari sinar UV yang semakin tinggi ketika siang hari. Menurutnya, tabir surya sudah bisa dioleskan ke bagian tubuh sejak usia awal sesuai ketentuan yang berlaku.
“Sebenarnya, matahari juga mempunyai hal positif, yakni membantu merangsang pembentukan vitamin D pada kulit. Ini perlu, hanya saja tidak perlu terlalu lama (berjemur di bawah sinar matahari),” ujarnya.
Pilihan Editor: Terasa Sakit Kepala Saat Cuaca Panas, Kenapa?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.