Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam kalender Cina, sistem penanggalan didasarkan pada siklus 12 shio hewan. Masing-masing shio ini melambangkan karakteristik unik dengan elemen dan energi tertentu. Dalam kepercayaan Tionghoa, setiap shio membawa pengaruh tersendiri terhadap kehidupan, keberuntungan, serta dinamika sosial dan ekonomi sepanjang tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari artikel ilmiah berjudul Kalender Cina dalam Tinjauan Historis dan Astronomis yang terbit pada 2018 di Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan, penanggalan Cina memakai konsep tahun biasa yang terdiri dari 353, 354 atau 355 hari dan tahun kabisat yang terdiri dari 383, 384, atau 385 hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perbedaan antara tahun kabisat dan tahun biasa dalam kalender Cina bisa mencapai satu bulan penuh. Hal ini berbeda dengan sistem penanggalan Hijriah dan Masehi, di mana tahun kabisat hanya menambahkan satu hari dibandingkan tahun biasa. Penambahan satu bulan atau disebut leap month yang dalam kalender Cina dapat terjadi di bulan mana saja dalam satu tahun.
Shio merupakan lambang hewan dalam budaya Tionghoa yang merepresentasikan 12 siklus tahunan. Shio ini berbeda dengan sistem penanggalan Barat yang berpatokan pada rasi bintang. Shio lebih mencerminkan pada konsep siklus waktu. Kalender Cina sendiri didasarkan pada peredaran bulan sehingga strukturnya berbeda dari kalender Barat yang menggunakan perhitungan berdasarkan pergerakan matahari.
Dalam kalender Cina, tahun baru dimulai antara akhir Januari hingga awal Februari. Meskipun Cina telah mengadopsi kalender Gregorian sejak 1911, kalender lunar masih digunakan untuk perayaan tradisional seperti Tahun Baru Imlek. Tahun dalam kalender Cina terdiri dari 12 bulan atau jika dalam tahun kabisat berjumlah 13 bulan, dengan setiap bulan memiliki 29 atau 30 hari.
Akibatnya, jumlah hari dalam satu tahun pada kalender ini bisa mencapai 355 hari pada tahun biasa atau 385 hari pada tahun kabisat. Sementara itu, dalam sistem kalender Masehi (Gregorian), perayaan Tahun Baru Imlek selalu jatuh antara 21 Januari (paling awal) hingga 20 Februari (paling akhir) setiap tahunnya.
Dalam kalender Cina, terdapat perayaan Tahun Baru Imlek atau Sia Cia yang jatuh pada hari pertama bulan Cia Gwee, yaitu bulan pertama dalam sistem penanggalan Cina atau Tarikh Khongcu. Sistem ini berasal dari Dinasti He (2205–1766 SM) dan didasarkan pada peredaran bulan dan matahari. Hingga kini, sistem penanggalan tersebut masih digunakan dan lebih dikenal dengan sebutan penanggalan Imlek.
Pada 2025, Tahun Baru Imlek dirayakan pada 29 Januari, menandai Tahun Ular Kayu sebagai shio tahun ini. Bagi kepercayaan Tionghoa, shio sering dikaitkan dengan peruntungan bagi masing-masing orang.
Pilihan Editor: Shio Imlek: Apa Saja Perbedaan Simbol Hewan Tiap Tahun?