Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Bahaya Lakukan April Mop pada Anak

Jangan sembarangan melakukan April Mop pada anak karena tak semua anak siap menerima kejutan atau gurauan yang tak sesuai harapan.

1 April 2023 | 14.33 WIB

Ilustrasi anak menerima hadiah. Shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi anak menerima hadiah. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Jangan sembarangan menerapkan lelucon pada anak-anak. Memasuki April yang identik dengan April Mop, berbagai video berisi cerita orang tua membuat kejutan bagi anak tersebar luas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ada lelucon yang menggambarkan orang tua bersembunyi di dalam lemari kemudian menutup wajah dengan topeng yang menakutkan. Ketika anak membuka lemari, orang tua itu pun menakutinya. Video lelucon seperti ini biasanya berakhir dengan tawa hingga berurai air mata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Meski demikian, psikolog anak David Palmiter menyatakan tak sembarang lelucon bisa diterapkan kepada anak. Dalam sebuah wawancara dengan The Today Show, Palmiter mengatakan jenis gurauan mesti disesuaikan dengan kepribadian anak.

Ia mengingatkan dampak kejutan pada April Mop berisiko terhadap anak yang menderita depresi dan kecemasan atau mempunyai masalah kontrol impuls dan sering marah. Meski anak mungkin berpikir itu lucu, harus dilihat dampak jangka panjangnya. Sebelum memutuskan memberikan kejutan yang lucu pada anak-anak, Anda harus tahu temperamen mereka dan memahami batasannya.

Bedakan gurauan biasa dan tidak
Psikoterapis Dr. Stacy Kaiser mengatakan orang tua perlu memahami beda gurauan yang sekadar bercanda dan lelucon yang menimbulkan sakit emosional. Usia anak dan bentuk kejutan juga harus dipertimbangkan. Contoh, orang tua yang memberikan kotak kejutan pada anak yang berusia remaja. Sebelum membuka pemberian itu, anak sangat berharap dia mendapatkan telepon genggam. Namun setelah kotak hadiah terbuka, dia merasa kecewa dan malu karena di dalamnya hanya terdapat kaleng kosong dan tali.

Ahli parenting Dr. Justin Coulson mengatakan lelucon yang membuat anak kecewa berpotensi mengurangi kepercayaan kepada orang tua, terutama jika gurauan ini terekam kamera. Di era digital sekarang, anak-anak berada dalam kondisi dengan kedua orang tua akrab dengan media sosial. 

Jika rekaman tersebut diunggah di media sosial, banyak orang menonton dan anak-anak akan menjadi bahan tertawaan, bahkan olok-olok siapa pun yang menyaksikan. Yang mengerikan, anak mungkin kemudian dirundung oleh teman, tetangga, atau guru yang turut menertawakan video tersebut. Jika ini terjadi, maka anak akan rentan stres dan kecemasan sebab menganggap lelucon atau gurauan adalah pelecehan di dunia nyata. 

"Padahal kewajiban orang tua memberikan rasa aman dan nyaman buat anak," kata Coulson, dikutip dari Daily Mail.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus