Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sleep call termasuk tren baru di kalangan orang dewasa dan remaja ketika menjalin hubungan spesial jarak jauh dan mereka melakukan panggilan video atau suara dengan gawai sesaat menjelang, dan/atau bahkan hingga keduanya tertidur. Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Hening Pujasari, mengatakan meski dapat mengeratkan hubungan, kebiasaan sleep call yang sedang tren di kalangan remaja dan dewasa dapat berdampak negatif pada kualitas tidur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menjelaskan paparan sinar ultraviolet dari gawai yang diletakkan di sekitar kepala dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang menyebabkan kantuk. Selain itu, suara yang muncul melalui gawai dapat mengganggu tidur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Padahal, untuk mendapatkan benefit dari tidur atau tidur yang memulihkan, selain durasi dan kedalaman, kita perlu tidur yang utuh tidak terputus-putus," ujarnya.
Hal itu dia sampaikan saat memberikan edukasi tentang tidur pada siswa SMP dan SMK di Kampung Ilmu, Tegal Waru, Purwakarta. Hening juga mengatakan, kebiasaan tidak sehat lain yang banyak dilakukan remaja adalah bermain gawai hingga larut malam, baik untuk bermain gim, media sosial, atau menonton.
"Untuk mendapatkan tidur yang memulihkan, 1-2 jam sebelum tidur perlu sudah berhenti main gawai. Jadi, jika akan tidur pukul 22.00 dianjurkan maksimal pukul 21.00 sudah tidak memakai gawai, jika bisa dua jam sebelumnya, akan bermanfaat lebih baik lagi," jelasnya.
Edukasi kesehatan tentang tidur
Edukasi kesehatan tentang tidur merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat UI, yang merupakan hasil kerja sama Fakultas Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, serta Fakultas Kedokteran Gigi, yang dilaksanakan pada Rabu, 17 Juli 2024. Selain edukasi kesehatan tentang tidur, Tim dari FIK UI juga melakukan edukasi kesehatan secara umum antara lain tentang perilaku hidup bersih dan sehat, kebersihan dan kesehatan kulit, hipertensi, diabetes melitus, osteoatritis, dan osteoporosis.
UI juga memberikan pemeriksaan kesehatan bebas biaya serta mengajak masyarakat untuk latihan senam kaki diabetes. Masyarakat yang hadir terdiri dari semua kelompok dari mulai anak usia sekolah dasar, sekolah menengah, dewasa, ibu, dan lansia.
Pilihan Editor: Psikolog Minta Orang Tua Jauhi Gawai saat Bermain dengan Anak