Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Media sosial diramaikan dengan metode latihan bernapas dengan menutup mulut menggunakan selotip saat tidur. Metode ini dipraktikkan penyanyi Andien bersama dengan suami dan anaknya. Melalui Instagram story-nya beberapa hari lalu, Andien mengaku bahwa teknik ini membuat ia merasa lebih baik. Tidurnya lebih berkualitas, badan lebih segar, batuk karena tenggorokan kering berkurang, dan mulut tidak bau.
Baca juga: Ingin tetap Sehat Meski Kurang Tidur? Tompi Lakukan Kiat Ini
Teknik bernapas ini diklaim sebagai langkah untuk mencapai cara bernapas yang benar, yaitu melalui hidung. Cara ini juga diklaim dapat mengurangi masalah yang mungkin timbul saat bernapas melalui mulut seperti mulut kering, bau mulut, suara menjadi serak, tidur mendengkur, hingga masalah pada rahang.
Tapi ternyata tak semua orang disarankan mengikuti teknik ini. Beberapa kondisi yang tidak disarankan antara lain orang yang memiliki gangguan tidur seperti sleep apnea dan yang sedang mengalami mual.
Orang dengan gangguan tidur sleep apnea akan mengalami henti napas tanpa sadar dalam periode waktu yang singkat selama tidur. Untuk mengatasinya, orang-orang dengan kondisi ini umumnya membutuhkan alat bernama continuous positive airway pressure (CPAP), untuk bisa tidur dengan lelap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Saat tidur, tubuh berada pada kondisi tidak sadar. Pemasangan selotip di mulut akan menyulitkan penderita apnea tidur, untuk bernapas, apabila alat CPAP yang digunakan berhenti berfungsi, akibat mati listrik atau sebab lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jika proses pernapasan terganggu, maka karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan, menjadi menumpuk di darah.
Kondisi ini bisa menyebabkan penderita sleep apnea tersebut, menjadi lebih sulit untuk bangun, atau malah bangun dalam kondisi bingung, maupun jatuh koma.
Anda juga tidak disarankan melakukan teknik pernapasan tersebut, saat mengalami mual akibat mengonsumsi minuman beralkohol maupun karena penyakit tertentu. Sebab dalam kondisi tersebut, Anda tentu saja akan kesulitan muntah, jika mulut dalam kondisi diplester.
Orang yang mabuk dan tidur nyenyak, berada pada fase tidak sadar. Sehingga, muntah yang seharusnya bisa keluar secara spontan, berisiko kembali masuk ke tubuh dan justru masuk ke paru-paru.
Kondisi ini disebut dengan aspirasi paru-paru. Aspirasi, bisa jadi salah satu penyebab pneumonia atau bahkan kematian, apabila terjadi sesak napas.
Pada keadaan ini, risiko yang akan timbul apabila Anda bernapas melalui mulut, tidak sebanding dengan risiko bahaya yang bisa timbul akibat menutup mulut dengan selotip. Sehingga, Anda perlu lebih berhati-hati jika ingin mencoba metode ini.
Menutup mulut menggunakan selotip saat tidur, bukanlah satu-satunya cara untuk bisa menghilangkan kebiasaan yang salah dalam bernapas. Cara lain seperti melatih pernapasan dengan yoga atau menggunakan alat khusus dari dokter, bisa menjadi pilihan.
Secara medis, penelitian mengenai metode ini sebenarnya belum banyak ditemukan. Namun menutup mulut dengan selotip dipercaya sebagian orang, bisa melatih tubuh untuk melakukan teknik pernapasan yang benar.
Perlu diingat, bagi Anda yang ingin mencoba metode ini, pelajari sebaik mungkin teknik yang digunakan dari para pencetus teknik ini. Jangan gunakan sembarang selotip atau penutup mulut, yang justru bisa berbahaya bagi kesehatan Anda.
Baca juga: 4 Masalah Kesehatan yang Mengintai Para Pria Kurang Tidur
Anda juga disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter apabila ingin mencobanya.