Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu tanda hepatitis adalah menguningnya kulit dan mata pada bayi atau juga disebut penyakit kuning. Namun bayi kuning saat baru lahir bisa reda dalam beberapa hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penumpukan bilirubin akibat hati belum berfungsi maksimal dalam mengeluarkannya menyebabkan bayi kuning. Clevelandclinic mencatat 60 persen bayi terkena penyakit kuning yang bisa hilang dalam beberapa pekan. Sebanyak 80 persen bayi prematur juga mengalaminya.
Berikut jenis penyakit kuning yang tidak berbahaya pada bayi:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ikterus Fisiologi
Bayi kuning ini yang paling umum karena normal dan dialami banyak bayi. Ikterus fisiologis akan muncul setelah dua atau tiga hari setelah bayi lahir dan dapat hilang dalam waktu dua pekan saat hati sudah dapat mengeluarkan bilirubin dari tubuh.
Penyakit Kuning Menyusui
Disebut juga dengan breastfeeding jaundice, merupakan penyakit kuning biasa terjadi pada bayi. Biasanya terjadi selama beberapa minggu karena bayi tidak mendapatkan air susu ibu yang cukup atau ASI belum keluar. Penyakit kuning ini akan hilang lebih lama dibandingkan penyakit kuning ikterus fisiologis.
Penyakit Kuning ASI
Berbeda dengan penyakit kuning karena menyusu, milk breastfeeding jaundice ini disebabkan zat yang ada dalam ASI yang dapat mempengaruhi kerja hati memecah bilirubin. Sehingga bilirubin menjadi menumpuk. Ini biasanya terjadi hanya pada minggu pertama setelah bayi lahir dan membutuhkan waktu sekitar satu bulan atau lebih untuk hati beradaptasi untuk memproses bilirubin dan menghilang.
Untuk menentukan jenis penyakit kuning baik tanda hepatitis atau penyakit lain, rumah sakit yang merawat akan memantau dan memeriksa tanda-tanda pada bayi. Rumah sakit akan mengetes tingkat bilirubin dengan sampel darah.
Standar American Academy of Pediatrics menetapkan ambang batas bayi memerlukan perawatan lebih lanjut atau tidak. Bayi baru lahir atau kurang dari 24 jam maksimal kadar total bilirubin serum (TSB) sebanyak 10 miligram (mg), bayi berumur 24-48 jam 15 mg, dan bayi lebih dari 72 jam sebanyak 20 mg.
Ilustrasi bayi. freepik.com
Penanganan
Mengutip dari NHS.uk, bayi yang kadar bilirubinnya tidak turun atau kondisinya semakin buruk akan dirawat dengan fototerapi atau transfusi tukar (exchange transfusion). Tujuannya untuk mengurangi risiko komplikasi atau kernikterus yang dapat menyebabkan kerusakan otak.
Fototerapi merupakan jenis perawatan dengan cahaya buatan khusus dan bukan berasal dari matahari dan akan diberikan terus menerus. Fototerapi memberikan paparan langsung pada kulit bayi sebanyak mungkin dengan tujuan agar hati bayi dapat memecah dan mengeluarkan bilirubin dari darah bayi.
Transfusi tukar akan diberikan jika fototerapi tidak dapat menurunkan kadar bilirubin pada bayi. Transfusi tukar ini dilakukan dengan melakukan transfusi darah lengkap, yaitu darah bayi dikeluarkan dari pembuluh darah di tali pusar, lengan atau kaki. Darah akan diganti dengan darah donor yang cocok. Hal ini dirasa efektif karena darah baru tidak memiliki kandungan bilirubin sehingga kadar bilirubin dalam darah bayi akan turun dengan signifikan.
Dalam proses perawatan transfusi tukar ini bayi akan dipantau secara intensif dan memerlukan waktu lama sebab bisa saja dalam prosedur ini bayi mengalami pendarahan. Setelah proses transfusi selesai, dalam dua jam akan diuji lagi kadar bilirubinnya. Jika kadarnya masih tinggi akan diulang lagi proses tranfusinya.
Selain itu, untuk penyakit kuning pada bayi bisa juga mendapat perawatan imunoglobulin intravena (IVIG). Perawatan ini dilakukan pada bayi yang memiliki masalah kesehatan atau infeksi. Hal ini biasanya dilakukan saat kondisi darah ibu dan bayi tidak cocok, seperti rhesus darah yang berbeda. IVIG juga akan dilakukan jika fototerapi tidak berhasil.
Baca juga: Bayi Kuning Tidak Selalu karena Hepatitis
TATA FERLIANA