Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Bayi Membutuhkan Zat Besi, Cukupkah dari ASI?

Kebutuhan zat besi bayi akan meningkat seiring dengan pertambahan usianya, cukupkah dari air susu ibu?

8 April 2019 | 14.15 WIB

Ilustrasi menyusui. factretriever.com
Perbesar
Ilustrasi menyusui. factretriever.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Zat besi menjadi salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan anak, terutama hingga usia dua tahun. Kekurangan zat besi dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik dan otak anak.

BacaKurang Zat Besi Pengaruhi Kecerdasan Anak, Cegah dengan Cara Ini

Dokter spesialis anak Endang Widiastuti mengatakan, pada bayi baru lahir, kebutuhan zat besi dapat dipenuhi dari air susu ibu (ASI). “ASI punya zat besi yang cukup baik dan lebih mudah diserap sepenuhnya oleh bayi, dibandingkan dengan susu formula yang ada zat besinya,” kata Endang di Jakarta, Sabtu, 6 April 2019.

Tapi, bagaimana dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI? Endang mengatakan, bayi yang tidak meminum ASI bisa mendapatkan zat besi dari susu formula yang mengandung zat besi. “Tapi penyerapannya memang tidak sebaik zat besi yang ada di ASI,” ujar dia.

Seiring dengan pertambahan usia, kebutuhan zat besi anak meningkat. Apakah zat besi pada ASI mencukupi? Ternyata tidak. Endang mengatakan anak butuh asupan zat besi dari luar ASI. Pada anak yang lahir prematur, suplemen zat besi bisa ditambahkan pada usia 2 bulan. Sedangkan pada anak yang lahir cukup bulan yang memiliki faktor risiko kekurangan zat besi, bisa diberikan suplemen pada usia 4 bulan.

Hanya saja, pemberian zat besi ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh orang tua. “Yang memberikan harus dokter. Tidak sema bayi dikasih zat besi, hanya mereka yang punya risiko kekurangan zat besi,” ujar Endang.

Tapi ketika anak sudah berusai enam bulan, kebutuhan zat besi bisa dipenuhi melalui pemberian makanan pendamping ASI atau MPASI. Orang tua bisa memberikan makanan yang mengandung zat besi tinggi, antara lain dari kelompok heme atau makanan berasal dari hewan seperti daging, hati, ikan, dan ayam; serta nonheme yang berasal dari sayuran seperti sayuran hijau seperti bayam dan brokoli, kacang-kacangan, dan tahu tempe.

“Zat besi dari heme lebih baik karena bisa langsung diserap tubuh, sedangkan nonheme harus diubah dulu di usus,” kata dia.

Untuk mengoptimalkan penyerapan zat besi, cukupi kebutuhan vitamin C. Anak juga disarankan menghindari minuman teh karena dapat menghambat penyerapan zat besi. 

BacaKenapa Anak Tak Boleh Kekurangan Zat Besi? Cek Penjelasan Ahli

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus