ANTJE Kratz dilahirkan 17 tahun lalu tanpa lengan. Tapi,
katanya, "saya sungguh beruntung . . . saya (masih) mempunyai
kaki yang baik." Kakinya itu adalab lengannya.
Dengan kedua kakinya dia masih bisa menari ballet, melukis,
mengetik, memasak, menjahit, dan bertelepon. Dan Antje juga
berenang.
Di Jerman, ada 2600 anak seperti Antje, korban thalidomide.
Mereka dikenal sebagai Contergan Kinder. Ibu mereka menelan
thalidomide, bagian utama dalam Contergan, obat penenang selagi
mengandung. Antje mengatakan dirinya "betuntung" karena melihat
banyak anak Contergan lainnya lahir dalam keadaan tanpa lengan
dan kaki atau buta dan tuli.
Thalidomide menggoncangkan dunia, terutama Eropa dalamr thun
1960-an, ketika terjadi gelombang kelahiran bayi dengan
berbagai macam cacad yang mengerikan. Obat penenang "itu
ternyata mempengaruhi pertumbuhan sempurna dalam kandungan.
Diperkirakan sampai 10.000 bayi yang cacad karenanya. Banyak di
antaranya yang berusia pendek. Sebanyak 4.500 yang sekarang
diperkirakan masih hidup, tersebar di berbagai negeri. Terbanyak
anak Contergan adalah di Jerman Barat, negara asal obat itu.
Ketika pada 25 September 1961, di Frankfurt, Jerman Barat, Antje
Fratz lahir tanpa lengan, kelainan ini di dunia medis dikenal
sebagai phocomelia atau amelia '-- sangat jarang ditemukan di
Jerman. Laporan kemudian masuk dari seluruh penjuru negeri
tentang ratusan kelahiran bayi cacad. Para ahli tadinya menduga
ini sebagai akibat radiasi bahan radioaktif atau sinar X. Ada
pula yang menyalahkan obat kontrasepsi, penggunaan hormon atau
bahkan zat pengawet makanan. Tetapi baru setelah Windukind Lenz,
seorang dokter mengambil inisiatif untuk mengedarkan daftar
pertanyaan kepada ibu bayi-bayi cacad itu dapat dipastikan
thalidomide sebagai sebab malapetaka itu. Ternyata semua ibu
bayi itu pernah makan Contergan ketika mereka hamil muda.
Tentu mereka tidak menduga bahwa obat penenang biasa yang
dipromosikan sebagai ampuh dan aman akan mempunyai akibat
demikian mengerikan. Dua farmakolog Inggeris, D.R. Laurence dan
J.W. Black, menulis dalam buku mereka The Medicine You Take,
"Obat sederhana ternyata menjadi sebab malapetaka yang paling
mengerikan dalam sejarah singkat terapi obat ilmu modern."
Thalidomide -- C13H10N2O4 -- ditemukan tahun 1953 oleh
perusahaan farmasi Jerman Barat, Chemie Grunenthal AG, dalam
usaha mencari obat penenang -- betapa ironis -- yang lebih aman
dari barbiturate. Ia mulai dipasarkan dalam tahun 1957. Dalam
waktu singkat obat baru itu berhasil merebut pasaran, dan sampai
dilarang peredarannya di tahun 1961 telah terjual sebanyak 310
juta dosis.
Bintang Kehormatan
Amerika Serikat selamat dari malapetaka, terutama karena usaha
seorang pejabat FDA, yang menolak memberikan izin pengedarannya.
Pejabat wanita ini, Frances O. Kelsey, dokter dan farmakolog
yakin akan efek yang merugikan dari thalidomide melalui
perjuangan berat melawan tekanan dunia farmasi ia berhasil
mencegah obat itu beredar di Amerika. Atas keteguhannya itu dr
Kelsey kemudian di tahun 1962 oleh Presiden Kennedy
dianugerahkan Federal Civil Distinguished Service Medal, bintang
kehormatan tertinggi bagi orang sipil.
Di Jerman Barat baru setelah 13 tahun, korban obat thalidomide
mulai menerima kompensasi melalui Yayasan Bantuan Anak Cacad.
Pengusutan terhadap perusahaan Grunenthal dimulai sejak tahun
1961, tetapi baru dalam tahun 1967 perusahaan itu diajukan ke
pengadilan.
Proses pengadilan Contergan yang berlangsung selama dua
setengah' tahun, dan menghabiskan 6 juta DM, tidak dapat
membuktikan kesalahan siapapun. Namun dalam proses itu terungkap
bahwa Grunenthal sebetulnya mengetahui bahwa thalidomide
mengandung efek samping berbahaya, sekalipun bukan efek terhadap
janin, karena hal ini tidak terungkap dalam percobaan dengan
tikus.
Seusai keputusan pengadilan Aachen pada 18 Desember 1970,
perusahaan Grunenthal -- sekalipun bebas dari segala tuntutan
--bersedia menyumbangkan 110 juta DM (belakangan ditambah
menjadi 139 juta DM) dalam sebuah dana yang dibentuk untuk
jaminan anak cacad itu. Pemerintah Jerman Barat mengimbangi
dengan jumlah yang sama sehingga 3 tahun kemudian anak Contergan
mulai menerima uang kompensasi antara 1.000 sampai 25.000 DM
masing-masing, sesuai berat-ringan cacadnya. Ada lagi uang
jaminan setiap bulan berkisar dari 100 DM sampai 450 DM, yang
mereka terima seumur hidup. Jaminan ini mengikuti kenaikan
inflasi.
British Distillers Co. Ltd -- yang terutama memproduksi minuman
keras tetapi kemudian menghasilan dan mengedarkan thalidomide di
Inggeris dan Australia -- bersedia membentuk sebuah dana
kompensasi bagi anak cacad akibat thalidomide. Korbannya di
Inggeris berjumlah 430 orang. Perusahaan itu menycdiakan $
50.000 untuk setiap anak dalam bentuk simpanan menjelang mereka
dewasa. Ditambah kemudian dengan $ 20.000 untuk mengimbangi
akibat inflasi.
Bunuh Diri
Antje Krat yang kini berumur 17 tahun, berparas manis, bersuara
lembut dan bersemangat hidup besar. Sekalipun tidak punya
lengan, prestasinya di bidang atletik, terutama berenang
mengagumkan banyak orang. Sejak kecil gadis ini belajar ballet
dan sekarang Antje merupakan seorang primadona di sekolahnya.
Juga kemampuannya di bidang senirupa menonjol sehingga ia
bertekad untuk kelak mencari nafkah dengan kegiatan itu.
Sementara uang yang ia peroleh dari Yayasan ditabungnya.
Namun tidak semua anak Contergan berhasil seperti Antje. Banyak
yang dihinggapi bermacam problim. Bahkan ada yang membunuh diri.
Namun Elaine Dale, wanita Inggeris yang cacad akibat thalidomide
telah berumah tangga menjadi tauladan bagi anak-anak seperti
Antje. Elaine menggantikan popok anaknya dengan kaki. Antje
sendiri juga pandai menggunakan kakinya untuk bermacam
keperluan. "Saya kagum karena Elaine mampu menempuh kehidupan
normal dan mempunyai anak normal," kata Antje, "Saya juga ingin
demikian kelak."
Sekarang Jerman Barat memprodusir mobil khusus untuk anak
Contergan, demikian majalah Scala. Mobil ini dapat dikemudikan
tanpa lengan dan pintunya membuka kalau disentuh dengan lutut.
Berbagai peralatan dirancang untuk menyesuaikan kendaraan itu
bagi bermacam bentuk cacad anak Contergan. Antje, menurut
International Herald Tribune berniat membeli dan menyetirnya,
tentu saja, dengan kakinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini