Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kebanyakan orang mungkin sudah terbiasa mendengar kata ghosting dalam sebuah hubungan. Saat ini, terdapat kata baru ketika mulai melakukan hubungan, yaitu caspering.
Baik caspering, maupun ghosting seringkali dianggap sebagai tindakan yang mirip. Walaupun keduanya memiliki kesamaan untuk menghilang dari sebuah hubungan asmara, cara untuk mengakhirinya berbeda.
Caspering dan Ghosting
Caspering dapat terjadi ketika salah satu dari kedua pihak yang menjalankan hubungan ingin menghilang, seperti ghosting. Namun, mereka melakukannya secara bertahap karena tidak ingin dianggap sebagai orang jahat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Caspering berasal dari kata casper yang merujuk pada tokoh kartun lawas berwujud hantu dan memiliki karakter ramah kepada setiap orang. Orang yang melakukan caspering dianggap sebagai casperer. Para casperer akan tetap menjawab pesan, tetapi dalam jarak waktu yang lama. Dari awal, mereka tidak ada keinginan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara ghosting adalah tindakan memutus komunikasi terhadap pihak lainnya secara tiba-tiba. Ghoster tidak memberikan penjelasan apapun dengan orang yang sedang didekatinya. Mereka menghilang tanpa jejak dan penjelasan bagaikan hantu.
Dilansir dari Psychology Today, ghosting dianggap sebagai cara pengecut untuk keluar dari sebuah hubungan.
Perbedaan Caspering dan Ghosting
Caspering dan ghosting menjadi 2 tindakan yang berbeda jika dilihat secara lebih mendalam. Berikut merupakan perbedaan antara ghosting dan caspering:
1. Cara Berkomunikasi
Perbedaan yang terlihat signifikan dalam caspering dan ghosting adalah komunikasi. Caspering dilakukan dengan komunikasi yang bertahap. Casperer tidak langsung menjawab pesan di waktu bersamaan. Mereka membalasnya dengan jangka waktu dan lama-kelamaan akan menghilang. Mereka melakukannya agar tidak menghilangkan kesan ramah yang telah ditanam sejak awal perkenalan.
Berbeda dengan caspering, ghosting akan membuat orang yang didekati menjadi bingung. Sebab, ghoster akan memutuskan kontak total secara sepihak. Mereka akan menghilang tanpa adanya tanggung jawab dalam hubungan. Ghosting pada akhirnya dapat mengancam kebutuhan psikologis individu, seperti harga diri dan kendali diri.
2. Perbedaan dalam Memberi Kejelasan
Ketika sebuah hubungan berakhir, salah satu pihak atau bahkan keduanya memerlukan adanya kejelasan alasan untuk menghindari ambiguitas. Namun, kejelasan tidak akan didapatkan dari hubungan yang berakhir karena ghosting. Ghoster akan menghilang begitu saja tanpa memberi penjelasan. Hal ini tentunya akan menyebabkan tekanan emosional bagi pihak yang disakitinya.
Sementara caspering masih memungkinkan untuk melakukan dialog terbuka dalam membicarakan hubungan yang berakhir. Dialog ini akan membuat kedua belah pihak menjunjung tinggi harga diri dan martabat kedua belah pihak. Bahkan, dialog terbuka akan mengakibatkan perpisahan yang damai dan tidak menyakiti satu sama lain.
Pilihan editor: Cerita Maudy Ayunda Pernah Jadi Korban Ghosting Mantan Pacar