Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masa pendekatan dalam suatu hubungan asmara adalah tahap rawan karena akan menentukan hubungan seseorang ke depannya dengan orang yang disukainya. Ketika salah satu dari mereka tidak merasa cocok, mungkin ia akan melakukan ghosting. Namun, saat ini, terdapat tindakan lain yang hampir sama dengan ghosting, yaitu caspering.
Apa Itu Caspering?
Caspering dalam hubungan asmara hampir mirip dengan melakukan ghosting. Bedanya, caspering melalui beberapa tahapan dan dilakukan secara perlahan untuk mengurangi komunikasi dengan seseorang. Kata awal caspering berasal dari casper yang berarti hantu ramah yang ada dalam kartun lama. Pelaku caspering ini bertindak ramah bagaikan casper dan menghilang dari sebuah hubungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Insider, orang yang memilih untuk melakukan caspering tidak ingin menghilang begitu saja tanpa penjelasan. Pelaku caspering dalam sebuah hubungan dianggap sebagai casperer. Tindakan dari para casperer ini dapat terlihat ketika mereka membalas pesan dalam waktu yang lama. Mereka membalas pesan tanpa adanya perasaan yang jelas, tetapi tetap menunjukkan sikap ramah. Casperer dapat memberi isyarat bahwa ia memiliki ketertarikan, tetapi ia tidak ingin menindaklanjuti hubungannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada sebuah hubungan atau masa pendekatan, casperer dapat melakukan caspering selama hitungan minggu, bulan, atau tahun. Tindakan yang dilakukannya membuat orang yang sedang berhubungan dengannya mengalami perasaan yang campur aduk. Namun, sebenarnya, caspering dilakukan untuk menghilang dari kehidupan seseorang tanpa dianggap sebagai orang jahat.
Cara Mengatasi Caspering
Beberapa orang mungkin pernah atau sedang berada di posisi menjadi korban dari caspering. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi caspering:
1. Menganggap Caspering sebagai Ketidakdewasaan Emosional
Caspering bisa terjadi karena pelaku tidak memiliki kedewasaan emosional. Seseorang yang menjadi korban dari caspering sebaiknya tidak menyalahkan atau menyakiti dirinya sendiri. Isi waktu luang dengan kegiatan sehingga memiliki ketahanan untuk melupakan casperer
2. Segera Melupakan Tindakan Caspering yang Terjadi
Setelah mengalami caspering, seseorang sebaiknya melupakan dan menjadikan tindakan tersebut sebagai sebuah pembelajaran. Para korban caspering harus berhenti mencari sebuah penjelasan atas apa yang terjadi di dalam hubungannya. Sebab, hal itu bisa mengakibatkan rasa sedih yang mendalam. Dikutip dari Hindustan Times, korban dapat mengalihkan fokusnya kepada keyakinan spiritual batin.
3. Melepaskan Hubungan yang Dijalin
Ketika seseorang telah sadar bahwa orang yang dekat dengannya melakukan caspering dalam hubungan, sebaiknya ia melepaskannya. Hal terbaik yang bisa dilakukan oleh korban caspering adalah keluar dari hubungan tersebut daripada bertahan dan terus berharap.
4. Caspering Dapat Menjadi Kesempatan untuk Melakukan Self Love
Seseorang yang berhasil melepaskan hubungan bersifat caspering dapat meningkatkan self love dalam dirinya sendiri. Setelah melepaskan, korban harus menerima dan melepaskan segala emosi yang dirasakan. Tindakan ini akan membantu untuk lebih mencintai diri sendiri,
PSYCHOLOGY TODAY | HINDUSTAN TIMES | ALLURE
Pilihan editor: Jadi Korban Ghosting? Atasi Kehilangan dengan Cara Ini