Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental kian mengemuka selama pandemi Covid-19. Orang ingin hidup seimbang, antara pekerjaan, urusan keluarga, dan kehidupan pribadi. Kondisi mental yang sehat akan menunjang kesehatan fisik karena daya tahan tubuh bertambah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Psikolog anak, remaja, dan keluarga, Jovita Ferliana mengenalkan salah satu cara untuk mencapai kesehatan mental dengan konsep Ikigai. Filosofi ini berasal dari Jepang yang bermakna menjawab kebeadaan kita. "Memahami konsep Ikigai bisa membantu mencari dan menentukan alasan menjalani hidup," kata Jovita dalam webinar "Jalani Hidup Terbaik" bersama Greenfield pada Jumat, 29 Oktober 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Konsep Ikigai terdiri atas empat kelompok. Pertama, apa yang kamu sukai; kedua, apa yang kamu bagus atau berkompeten di bidang tertentu; ketiga, kamu merasa dihargai dalam suatu bidang dan mendapatkan rasa terima kasih; keempat, apa yang dunia atau lingkungan butuhkan terhadapmu.
Irisan antara kelompok pertama dengan kelompok kedua bernama passion, irisan kelompok kedua dengan yang ketiga disebut vocation. Irisan kelompok ketiga dengan yang kelompok empat adalah profesi, dan irisan kelompok empat dengan yang pertama adalah misi.
"Begitu irisan ini saling terhubung. Tidak mengapa apabila baru menemukan satu irisan saja," kata Jovita. "Yang penting, bisa menikmati apa yang dirasakan dengan senang hati."
Konsep Ikigai juga berusaha membebaskan diri untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan, misalkan dengan menjalani hobi. Seseorang juga dapat menggali potensi diri sesuai keinginan. Penting juga "mengisi" tubuh, pikiran, dan jiwa alias body, mind, and soul.
Menjaga tubuh dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat. Mengisi pikiran dengan berpikir positif hingga meningkatkan keterampilan atau edukasi. Sedangkan menenangkan jiwa dengan bersyukur, relaksasi, dan mindfulness.
Mindful, menurut Jovita, adalah bagaimana seseorang melatih diri agar fokus dan hadir saat ini. Contoh, orang yang tidak fokus saat sedang makan karena memikirkan tugas yang belum selesai atau sambil menonton televisi. Akibatnya, tubuh tidak menyadari atas apa yang sudah dimakan beserta segala aspannya. "Mindful, yakni melakukan apapun dengan penuh kesadaran," ujarnya.
Baca juga:
Tips Kesehatan Mental, Cara Simpel Mengatasi Overthinking dari Psikolog
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.