Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Di seluruh dunia, jahe telah digunakan sebagai bumbu masakan atau pengobatan tradisional. Beberapa penelitian mengatakan jahe dapat membantu menurunkan berat badan. Benarkah begitu?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dikutip dari Medical News Today, jahe (Zingiber officinale) adalah tanaman berbunga endemik Asia Tenggara. Beberapa bukti menunjukkan senyawa dalam jahe mungkin memiliki sifat obat, termasuk efek antioksidan dan antiinflamasi yang dapat bermanfaat bagi tubuh dalam berbagai cara. Beberapa orang percaya jahe dapat membantu menurunkan berat badan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Sementara beberapa uji klinis menunjukkan bahwa jahe mungkin memiliki dampak kecil pada berat badan, itu tidak akan menyebabkan ‘penurunan berat badan yang ajaib’,” kata direktur manajemen berat badan medis di LifeWeigh Bariatrics and Wellness Centers, Karli Burridge, seperti dikutip Tempo dari laman Insider, Jumat, 10 Desember 2021.
Kebanyakan penelitian tentang manfaat jahe untuk menurunkan berat badan dilakukan pada hewan. Penelitian terbatas yang dilakukan pada manusia sebagian besar adalah penelitian kecil yang mungkin tidak relevan untuk masyarakat umum.
Sebuah penelitian kecil pada 2012 meminta 10 pria mengonsumsi dua gram bubuk jahe kering yang dilarutkan dalam air panas setelah sarapan. Hasilnya, mereka merasa kenyang lebih lama setelah meminum minuman jahe.
Selain itu, mereka mengalami peningkatan pembakaran kalori sebesar 43 kilokalori setelah makan dibandingkan dengan kontrol yang hanya minum air putih. Namun, penelitian ini terbatas karena merupakan eksperimen akut dengan pengukuran yang terjadi setelah hanya minum satu minuman jahe, sebagai lawan dari penelitian jangka panjang.
Peneliti nutrisi di Universitas Columbia Marie-Pierre St-Onge dan rekan penulis penelitian ini mengatakan hasil ini menunjukkan jahe mungkin berdampak pada kemampuan seseorang untuk menurunkan berat badan. Misalnya, dengan minum jahe bebas gula sebagai pengganti minuman manis.
Melansir dari laman Time, sebuah tinjauan yang diterbitkan dalam “Annals of the New York Academy of Sciences” meneliti temuan dari 60 penelitian yang dilakukan pada kultur sel, hewan laboratorium, dan manusia. Secara keseluruhan, ditemukan jahe dan konstituen utamanya memberikan efek menguntungkan terhadap obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskular, dan gangguan terkait.
Sementara itu, sebuah penelitian kecil di Korea Selatan pada 2019 membagi 80 orang obesitas ke dalam dua kelompok. Peneliti lalu meminta satu kelompok untuk mengukus ekstrak etanol jahe dan satu kelompok kontrol yang diberi plasebo.
Kedua kelompok diminta mengikuti diet khas mereka. Hasilnya, kelompok yang mengonsumsi ekstrak jahe kehilangan lebih banyak lemak tubuh daripada kelompok kontrol. Ini juga menunjukkan jahe dapat memfasilitasi penurunan berat badan bahkan tanpa perubahan pola makan lainnya.
Meskipun begitu, Burridge memperingatkan supaya berhati-hati dalam mengonsumsi jahe. Dalam penelitian, umumnya jumlah yang diuji hanya beberapa gram sehingga orang-orang harus tetap berkonsultasi pada profesional kesehatan saat menambahkan jahe ke dalam vitamin dan sumplemen mereka.
“Saya khawatir bahwa orang menghabiskan begitu banyak uang untuk suplemen yang mereka pikir akan benar-benar membantu mereka. Tetapi, mereka mungkin hanya memiliki efek minimal,” kata Burridge.
St-Onge membenarkan hal itu. Ia mengatakan jahe tidak memiliki efek yang besar untuk menurunkan berat badan. Namun, ia berpikir itu tetap akan membantu meskipun hanya sedikit.
Jahe tidak bisa dikonsumsi oleh orang yang memiliki alergi terhadap jahe atau sensitif terhadap tanaman dalam keluarga Zingiberaceae. Orang-orang ini mungkin mengalami gejala seperti dermatitis saat menggunakan jahe.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Mudah! Cara Membuat Olahan Minuman Jahe Merah