Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Wanita Menopause Boleh Minum Air Jahe, Cek Syaratnya

Ginekolog menyarankan wanita menopause rutin meminum air jahe karena bisa memperburuk gejala semburan panas atau hot flashes.

30 November 2023 | 22.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menopause merupakan proses biologis yang terjadi pada perempuan. Spesialis kandungan dan kebidanan Ni Komang Yeni Dhana Sari tak menyarankan wanita menopause rutin meminum air jahe karena bisa memperburuk gejala semburan panas atau hot flashes.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Boleh saja sekali-sekali, apalagi musim hujan. Tapi kalau rutin, hot flashes itu lebih terasa lagi. Jadi lebih bikin uring-uringan," katanya di Jakarta, Kamis, 30 November 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yeni juga mengingatkan wanita menopause untuk menghindari minuman beralkohol, rokok, dan membatasi asupan kafein. "Apalagi kafein, semakin berdebar-debar, padahal sudah terjadi peningkatan karena suhu meningkat. Nadi meningkat, jadi rasanya lebih berdebar-debar. Kafein juga perlu dihindari," ujarnya.

Berbicara lebih lanjut tentang gejala menopause tak semata semburan panas tetapi juga bisa meliputi siklus menstruasi yang tidak seperti biasa, vagina kering, demam, keringat pada malam hari dan gangguan tidur, payudara terasa nyeri, serta tekanan darah, kolesterol, dan gula darah naik.

"Pakaian mesti lebih longgar, menyerap keringat, tidak terlalu tebal, kecuali kedinginan," saran Yeni.

Terapkan gaya hidup sehat
Menurut Yeni, penerimaan atas kondisi ini merupakan hal paling penting untuk para wanita. Dia menyarankan wanita menopause tetap menerapkan gaya hidup sehat, termasuk menghindari asupan karbohidrat dan gula berlebihan demi mencegah kenaikan berat badan. Olahraga rutin dan istirahat cukup juga menjadi bagian gaya hidup sehat yang disarankan.

Yeni menambahkan wanita dapat mengalami perubahan bentuk tubuh dan gangguan kesehatan umum serta penurunan hormon estrogen selama menopause sehingga dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit. Menurutnya, bahaya terbesar yang dihadapi wanita setelah menopause yakni penyakit jantung.

"Alasan utamanya karena salah satu tugas estrogen adalah membantu menjaga pembuluh darah tetap fleksibel sehingga berkontraksi dan melebar untuk mengakomodasi aliran darah. Begitu estrogen berkurang saat menopause, fungsi ini pun akan menurun,” jelasnya.

Selain penyakit jantung, beberapa penyakit yang risikonya meningkat saat menopause yaitu osteoporosis (sebelum menopause, tulang wanita dilindungi oleh estrogen sehingga fungsi ini akan hilang), obesitas (menopause menyebabkan tubuh bertambah gemuk dan kehilangan massa jaringan tanpa lemak), infeksi saluran kemih/ISK (vagina yang semakin kering dan tipis menyebabkan bakteri lebih mudah berkembang), dan inkontinensia urine (lapisan estrogen yang hilang pada lapisan kandung kemih membuat otot vagina mengendur).

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus