Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Benarkah Nasi Putih Mengandung Banyak Gula?

Nasi putih yang menjadi makanan pokok di banyak wilayah Indonesia dianggap mengandung gula tinggi. Benarkah demikian?

15 Mei 2022 | 12.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi nasi putih. Freepik.com/xb100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Nasi merupakan merupakan salah satu makanan pokok yang banyak dikonsumsi di Indonesia. Nasi putih yang berasal dari beras juga mudah ditemukan karena dapat tumbuh di Indonesia. Tetapi sebagian berpendapat jika nasi putih, terutama yang panas, banyak mengandung gula. Benarkah demikian?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Healthline, dalam 100 gram nasi putih terdapat 123 kalori, 2,9 gram protein, 30 gram karbohidrat, 0,4 gram lemak, dan 0,9 gram serat. Meski profil nutrisinya terbilang cukup baik, nasi putih dianggap sebagai karbohidrat kosong karena kandungan nutrisi utamanya sering hilang. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain hanya mengandung kalori dan karbohidrat yang tinggi, kandungan glikemik atau gula dalam nasi putih juga cukup tinggi. Dalam nasi putih kandungan glikemiknya mencapai 64, di mana tergolong kategori medium menuju tinggi. Kandungan indeks glikemik atau GI rendah berada pada rentang kurang dari 55, sedang berada pada rentang 56-69, dan glikemik tinggi 70-100. 

Kandungan gula yang tinggi juga mempercepat perubahan karbohidrat menjadi gula darah. Hal ini juga yang membuat nasi putih berisiko dalam menaikkan gula darah dan tidak terlalu disarankan untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes tipe 2. 

Selain diabetes, kandungan glikemik yang tinggi juga memicu terjadinya sindrom metabolik, yaitu beberapa faktor risiko yang memengaruhi kondisi kesehatan seperti tekanan darah, gula darah, dan kadar trigliserida tinggi serta rendahnya kadar kolesterol baik atau HDL. 

Dalam beberapa penelitian disebutkan jika makan nasi putih secara rutin memiliki risiko sindrom metabolik yang lebih tinggi. Utamanya pada orang dewasa di wilayah Asia. Pasalnya nasi putih juga banyak digunakan sebagai karbohidrat pokok di banyak wilayah Asia.

Dikutip dari jurnal American Journal of Clinical Nutrition, selain meningkatkan gula darah dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2, konsumsi nasi putih setiap hari juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Selain itu, kandungan karbohidrat yang tinggi membuat tubuh cepat kenyang sehingga nutrisi lain seperti protein, vitamin, dan mineral tergeser karena sudah makan terlalu banyak nasi. 

Melansir Medical News Today, berbeda dengan nasi putih, nasi merah yang termasuk dalam biji-bijian utuh memiliki nutrisi yang lebih tinggi. Menurut Asosiasi Jantung Amerika, biji-bijian utuh dapat mengontrol kadar kolesterol darah, mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2 dan obesitas. 

Nasi putih juga bukan sumber antioksidan yang baik dibandingkan jenis nasi merah yang mengandung antioksidan berupa lignan dan asam ferulat. Lignan merupakan antioksidan yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung, gejala menopause, osteoporosis dan dan kanker payudara. Asam ferulat dalam nasi merah juga memiliki efek anti-inflamasi dan anti mikroba  yang dapat mencegah kanker dan diabetes. 

TATA FERLIANA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus