Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Berminat Makan Hidangan Omakase? Kenali 5 Etika yang Harus Diperhatikan

Terdapat beberapa etika yang perlu diperhatikan ketika makan hidangan omakase, salah satunya adalah tidak menambahkan bumbu tambahan.

18 Oktober 2024 | 16.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Omakase adalah pengalaman makan khas Jepang di mana kita menyerahkan sepenuhnya pilihan hidangan kepada koki. Ada beberapa aturan dan etika yang perlu diperhatikan saat menikmati omakase untuk menghormati chef dan budaya kuliner Jepang. Berikut adalah lima etika penting dalam makan omakase.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Percayakan Pilihan Hidangan kepada Chef

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Omakase secara harfiah berarti "saya serahkan kepada Anda", yang menunjukkan bahwa koki memiliki kendali penuh atas menu. Sebagai tamu, penting untuk mempercayai keahlian koki dalam memilih bahan-bahan dan cara penyajian hidangan.

Chef akan menyajikan makanan secara bertahap, biasanya menggunakan bahan musiman terbaik, dan pelanggan dianjurkan untuk menghargai pilihan mereka tanpa meminta modifikasi pada hidangan yang disajikan.

Pengalaman ini adalah bentuk penghormatan kepada keterampilan koki dalam menciptakan hidangan kuliner yang inovatif dan hanya ada di restoran tertentu.

2. Segera Makan Setiap Hidangan Setelah Disajikan

Dalam omakase, waktu adalah elemen penting. Hidangan yang disajikan harus segera dinikmati untuk menjaga cita rasa dan tekstur. Misalnya, sushi harus dimakan segera setelah disajikan agar kualitas ikan dan nasi tetap terjaga.

Jika hidangan dibiarkan terlalu lama, rasa dan teksturnya bisa berkurang. Selain itu, memakan hidangan tepat waktu juga merupakan cara untuk menghormati chef, yang telah mengatur waktu penyajian dengan cermat.

3. Gunakan Kecap Asin dan Wasabi Secara Bijak

Kecap asin dan wasabi merupakan bumbu pelengkap yang biasanya disediakan dalam hidangan Jepang. Namun penting untuk diingat bahwa pelengkap ini digunakan secukupnya saja. Beberapa restoran omakase tidak menyediakan bumbu pelengkap ini karena koki sudah menyesuaikan rasa makanan dengan sempurna.

Jika tetap ingin memberi tambahan bumbu, cara penggunaannya, kecap asin diberikan pada sisi ikan, bukan nasi, agar tidak merusak keseimbangan rasa. Penggunaan wasabi juga harus minim, karena jika terlalu banyak, bisa menutupi rasa alami dari ikan.

4. Jaga Etika Duduk dan Interaksi dengan Chef

Dalam restoran omakase, duduk di meja counter dekat dengan chef adalah pengalaman istimewa, karena kita bisa melihat langsung proses pembuatan makanan.

Penting untuk menunjukkan sikap hormat dengan menjaga postur tubuh yang baik dan fokus pada hidangan yang disajikan. Mengalihkan perhatian atau terlalu sibuk dengan ponsel dapat dianggap tidak sopan. Sebaiknya, interaksi dengan chef dilakukan dengan sopan dan secukupnya.

5. Ekspresikan Terima Kasih Setelah Makan

Setelah selesai makan, mengucapkan terima kasih kepada koki adalah bagian penting dari etika omakase. Ungkapkan dengan sopan untuk menghargai kerja keras chef dalam menyiapkan setiap hidangan. Hal ini juga menunjukkan penghargaan kita terhadap seluruh pengalaman kuliner yang telah disusun dengan cermat.

CATHAY PACIFIC | SUSHIWAFU | THE MERCURRY VILLE | TAKIO MAKASE

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus