Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mendengkur bukan berarti tidur nyenyak, justru terjadi akibat ada sesuatu yang membatasi udara saat tidur sehingga bisa menghasilkan suara yang cukup keras. Melansir Myclevelandclinic, mendengkur atau mengorok terjadi saat udara tidak bisa mengalir dengan mudah melalui mulut atau hidung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika udara dipaksa melalui area yang terhalang, jaringan lunak di mulut, hidung, dan tenggorokan akan saling bertabrakan dan bergetar. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi dengkuran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hindari alkohol sebelum tidur
Kebiasaan minum alkohol berdampak pada kualitas tidur, termasuk gangguan akibat mendengkur. Menghindari alkohol sebelum tidur bisa menjadi salah satu cara mengurangi dengkuran saat tidur.
Mengubah gaya hidup
Posisi tidur yang tidak baik dan kelebihan berat badan juga menjadi salah satu faktor terjadinya dengkuran. Mengubah posisi tidur dan menjaga berat badan yang sehat dapat mengurangi dengkuran.
Minum obat-obatan
Saat sedang flu, gejala yang paling umum adalah tersumbatnya hidung yang membuat orang akan kesulitan bernapas. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab timbulnya dengkuran. Minum obat flu dan alergi meredakan hidung tersumbat dan membantu bernapas bebas.
Menempelkan strip nasal
Penyebab utama mengorok adalah tersumbatnya udara. Menggunakan strip nasal atau pita fleksibel yang ditempelkan di bagian luar hidung akan menjaga saluran hidung tetap terbuka sehingga dengkuran bisa diatasi.
Menggunakan pelindung mulut
Pelindung mulut tidak hanya digunakan saat sedang berolahraga tetapi juga bisa untuk menjaga rahang pada posisi yang tepat sehingga udara dapat mengalir saat tidur. Ini bisa jadi cara mengatasi dengkuran.
Bedah
Mendengkur juga bisa diatasi dengan tindakan bedah untuk mengecilkan atau mengangkat jaringan berlebih atau memperbaiki masalah struktural meliputi:
Laser-assisted uvulapalatoplasty (LAUP)
LAUP dilakukan untuk mengurangi jaringan di langit-langit lunak dan meningkatkan aliran udara.
Ablasi frekuensi radio atau somnoplasti
Teknik ini menggunakan energi frekuensi radio untuk mengecilkan jaringan berlebih di langit-langit lunak dan lidah.
Septoplasti
Prosedur bedah ini dilakukan untuk meluruskan septum yang menyimpang di hidung sehingga bisa meningkatkan aliran udara melalui hidung dengan membentuk kembali tulang rawan dan tulang.
Tonsilektomi dan adenoidektomi
Tindakan ini dilakukan dengan mengangkat jaringan berlebih dari bagian belakang tenggorokan (tonsilektomi) atau bagian belakang hidung (adenoidektomi).
Mengapa mengatasi dengkuran bisa sampai harus melakukan pembedahan? Hal ini lantaran mendengkur bisa menyebabkan berbagai penyakit serius. Selain mengganggu tidur, mendengkur yang keras dan berkepanjangan atau kronis dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan masalah kesehatan lain. Bahkan, mendengkur dengan keras dan dalam jangka waktu yang lama (kronis) bisa menjadi gejala apnea tidur obstruktif.
Mengutip laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, mendengkur bisa menyebabkan henti napas saat tidur atau Obstructive Central Mixed. Kondisi ini bisa berisiko kematian hingga 4-6 kali jika jalan napas tertutup total karena orang tidur dan mendengkur berarti terjadi gangguan penyempitan jalan napas saat tidur, aliran udara masuk berkurang, kadar oksigen tubuh berkurang.