Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Bolehkah Vaksin Pertama dan Kedua Beda Merek?

Baru-baru ini sebuah penelitian di Inggris mengungkapkan pencampuran merek vaksin dapat meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh yang lebih baik.

23 Desember 2021 | 17.23 WIB

Botol berlabel "Vaksin Coronavirus COVID-19" dan jarum suntik terlihat di depan logo Novavax yang ditampilkan dalam ilustrasi ini, 9 Februari 2021. [REUTERS/Dado Ruvic]
Perbesar
Botol berlabel "Vaksin Coronavirus COVID-19" dan jarum suntik terlihat di depan logo Novavax yang ditampilkan dalam ilustrasi ini, 9 Februari 2021. [REUTERS/Dado Ruvic]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Guna menekan lonjakan angka penyebaran COVID-19, pemerintah terus menggencarkan vaksinasi kepada seluruh masyarakat. Di Indonesia, telah tersebar beberapa merek vaksin, mulai dari AstraZeneca, Moderna, Pfizer, hingga Sinovac.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Namun, banyaknya merek vaksin yang tersebar menimbulkan satu pertanyaan, apakah boleh menerima vaksin COVID-19 dengan merek yang berbeda antara vaksin pertama dan kedua?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir dari berbagai sumber, sejatinya belum terdapat data pasti mengenai keamanan pencampuran vaksin yang berbeda merek untuk dosis pertama dan kedua. Namun, World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk menggunakan vaksin yang sama untuk dosis pertama dan kedua.

Hal senada juga diungkapkan regulator obat di Australia, Therapeutic Goods Administration (TGA), yang belum menyetujui perihal pencampuran merek vaksin. Namun, kondisi ini disesuaikan dengan kebijakan masing-masing negara mengenai vaksinasi COVID-19. 

Meskipun secara umum vaksin mempunyai fungsi yang sama, yaitu membuat tubuh kebal dengan virus, tetapi setiap merek vaksin memiliki metode yang berbeda dalam pembuatannya.

Dilansir dari ec.europa.eu, setiap vaksin melakukan pemodifikasian virus dan bahan aktifnya masing-masing. Kondisi ini membuat setiap vaksin memiliki durasi efektivitas yang berbeda sehingga mencampurkan vaksin dapat mengurangi kekebalan antibodi tubuh dalam merespons virus.

Baru-baru ini sebuah penelitian di Inggris mengungkapkan pencampuran merek vaksin dapat meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh yang lebih baik. Melansir dari theconversation.com, kondisi ini meningkatkan kemungkinan untuk melakukan pencampuran vaksin berbeda merek untuk dosis pertama dan kedua. 

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca juga: Perbedaan antara Vaksin Pfizer dan Moderna Menurut BPOM

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus