Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Bubur Gudeg, untuk Sarapan Pagi ala Yogyakarta

Satu lagi varian gudeg: bubur gudeg. Sangat pas untuk sarapan, tak terlalu mengenyangkan namun penuh kalori untuk memulai pagi di Yogyakarta.

15 September 2019 | 22.29 WIB

Bubur gudeg menjadi varian baru kuliner Yogyakarta. Foto: jajanyogya
Perbesar
Bubur gudeg menjadi varian baru kuliner Yogyakarta. Foto: jajanyogya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kuliner khas Yogyakarta gudeg semakin diminati. Selain berkembang karena sering dipasarkan ke luar kota dengan kemasan kaleng, gudeg pun kini disajikan dengan variasi menu, yakni bubur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sajian gudeg ini sebenarnya menggantikan nasi dengan bubur. Sensasinya bila menyantap gudeg ini adalah rasa gudeg terserap ke dalam bubur. Karena, tekstur bubur yang lembut mudah menyatu dengan kuah gudeg.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyajian gudeg tetap seperti umumnya dengan sambal goreng krecek, areh, tahu, telur atau ayam. Mengutip perusahaan online jasa perjalanan Pegipegi, bahwa kabarnya makanan ini semakin digemari wisatawan kala pelesiran di Yogyakarta. Seperti umumnya bubur, makanan ini diminati sebagai sarapan.

Kedai bubur gudeg ini di antaranya Gudeg Mbah Waginah di Jalan Kabupaten, Sleman, Yogyakarta. Tempat ini meski sederhana, namun pemiliknya Mbah Waginah sudah berjualan gudeg selama puluhan tahun. Harga satu porsi bubur gudeg, Rp6000-15.000.

Selain itu, ada pula Gudeg Bu Minarsih di kawasan Kretek Abang, Bantul. Bubur gudeg dagangan Bu Minarsih ini dianggap memiliki sensasi rasa berbeda karena menunya, ada tambahan mie lethek. Harga satu porsi Rp7.000-15.000 menyesuaikan lauknya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus