Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah survei belum lama ini menyebut satu dari tiga (32 persen) pekerja di Amerika Serikat mengalami burnout setidaknya sekali dalam setahun terakhir. Burnout sendiri merupakan kondisi yang umum dialami pekerja dengan tanda kelelahan luar biasa, perasaan gagal, dan pertanyaan yang terus muncul, seperti, "Kenapa saya lakukan ini?"
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Kiat Mencegah Burnout dan Mengenali Gejalanya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika mengalami hal seperti itu, mungkin ada alasan mendalam di baliknya. Mungkin tujuan yang dikejar tak sesuai dengan kesehatan Anda. Masalahnya bukan pada Anda tapi pada tujuan yang dikejar.
Pakar kesehatan Jordan Grumet dari Universitas Michigan di Amerika Serikat pun menjelaskan dua sumber utama burnout, yakni:
1. Harapan yang tak terpenuhi
"Tak peduli seberapa banyak pasien yang saya selamatkan, saya tak bisa menyelamatkan nyawa ayah saya. Kenangan itu masih terus tinggal," jelasnya, dikutip dari Psychology Today pada 23 Februari 2025.
2. Kurang kebahagiaan pada prosesnya
"Bahkan pada hari-hari di mana segalanya berjalan baik, saya tak pernah merasa bahagia. Pekerjaan harian membuat saya lebih lelah, bukan bersemangat," tutur Grumet.
Dampak pada Karier dan Umur Panjang
Burnout tak hanya bisa mencuri kebahagiaan tapi juga memperpendek karier. Jika merasa sangat lelah secara emosional, Anda pun berpeluang untuk mundur lebih cepat dari pekerjaan dan kehilangan kesempatan untuk berkembang secara profesional, membangun kesehatan, dan mencapai tujuan.
Grumet pun mengajukan pertanyaan yang perlu Anda jawab. Anda mungkin tak bisa mengganti pekerjaan dalam sekejap tapi bisakah menemukan cara untuk menyuntikkan kebahagiaan dalam rutinitas? Bisakah mengambil proyek yang bisa bikin senang, membangun koneksi yang lebih berarti dengan kolega, atau melakukan hobi dan minat di luar pekerjaan untuk memacu semangat?
Perubahan kecil ini bisa mengubah pengalaman dan hidup Anda. Jika hanya mengejar tujuan saja tanpa kebahagiaan pada prosesnya, tentu sulit untuk menjaga semangat tetap menyala. Dampaknya tentu umur yang tidak panjang, baik pekerjaan maupun hidup Anda sendiri karena hidup dalam tekanan. Grumet juga menyarankan untuk merefleksi diri jika Anda merasakan burnout.
"Karena kebahagiaan sejati tidak bisa ditemukan pada keberhasilan berikutnya. Perlu sedikit kebahagiaan dan momen menyenangkan dalam prosesnya, bukan tujuannya. Jika fokus pada momen kecil ini, mengejar tujuan besar tak akan terasa berat dan burnout pun akan hilang," saran Grumet.
Jadi, coba mundur selangkah, definisikan ulang tujuan, dan izinkan diri untuk menikmati prosesnya. Hal ini mungkin bisa menjadi hal paling transformatif yang bisa dilakukan untuk karir, kesehatan, dan kebahagiaan.