Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Liburan Natal dan tahun baru bersama anak merupakan salah satu momen menyenangkan bagi orang tua yang sibuk bekerja. Mengasuh anak saat libur panjang menjadi kesempatan para orang tua untuk lebih dekat dengan anaknya. Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengasuh anak yakni bermain slime.
Awalnya, perusahaan mainan Mattel merupakan pencetus slime ketika mereka memperkenalkan slime siap pakai pada musim dingin tahun 1976. Slime Mattel dibuat menggunakan guar gum dan natrium tetraborat. Yang lain mengatakan Nickelodeon TV menjadikan slime sebagai kata yang populer pada tahun 1979 dengan menggunakannya dalam berbagai cara di sejumlah acaranya selama bertahun-tahun.
Dilansir dari laman Steve Spangler Science, perlu dicatat bahwa apa yang digunakan Nickelodeon mungkin terasa berlendir tetapi menurut definisinya itu bukanlah slime yang sebenarnya. Air hijau, oatmeal encer, saus apel, dan beberapa bahan tambahan lainnya adalah ramuan, bukan slime. Selain itu, rilisan Columbia Pictures tahun 1984 Ghostbusters memperkenalkan karakter hijau pendek, montok, bernama Slimer yang meninggalkan jejak hijau, berlendir mengalir ke mana pun ia pergi dan menutupi siapa pun yang kebetulan berada di dekatnya.
Kisah slime sendiri dimulai pada awal abad ke-20. Saat itulah ilmu tentang polimer sintetik mulai dieksplorasi dan penemuan-penemuan menakjubkan pun dibuat. Pada 1920-an, para peraih Nobel meletakkan dasar bagi polimer masa kini. Model molekuler baru dari polimer telah dibuat yang menunjukkan bahwa polimer terbentuk dalam molekul yang panjang, bengkok, dan seperti rantai. Model ini kemudian dikonfirmasi oleh dua ilmuwan yang menggunakan sinar X untuk mempelajari karet alam yang merupakan polimer. Setelah masa inilah perkembangan polimer sintetik dan bahan plastik benar-benar berkembang pesat.
Perusahaan telah mengembangkan dan menawarkan produk berbasis polimer, seperti slime, selama bertahun-tahun. Versi awal pemodelan tanah liat menggunakan polimer telah dijual. Pada 1943, James Wright mencoba membuat polimer karet sintetis untuk membantu upaya perang AS selama Perang Dunia ke-II. Akhirnya, selama tahun 1980-an dan memasuki tahun 90-an, berbagai mainan berbahan slime diperkenalkan oleh beberapa produsen. Slime yang digunakan terbuat dari bahan polivinil alkohol (PVA), guar gum, bahkan susu.
Slime hingga saat ini, terutama di Indonesia tetap dikenal sebagai mainan sensorik yang terbuat dari lem dan bahan lain yang merangsang pembelajaran, mengembangkan kemampuan motorik, dan menyenangkan serta menarik untuk dimainkan. Dilansir dari Healthline, mainan ini juga dapat digunakan sebagai alat pengaturan emosi untuk membantu mengurangi kecemasan dan stres. Selain itu, tekstur yang lembut, lengket, elastis, dan tersedia dalam berbagai warna, membuat slime menjadi mainan yang sangat menarik untuk dibuat dan dimainkan. Simak cara membuat slime berikut.
Cara membuat slime
Bahan utama:
- 1 botol lem bening
- Boraks secukupnya
- Pewarna makanan (opsional)
- Air secukupnya
Cara membuat:
- Pertama, siapkan satu mangkuk dan campur 1 ons lem (sekitar 1⁄4 botol lem) dan 1⁄4 gelas air. Jika ingin slime berwarna, tambahkan pewarna makanan pada campuran lem dan air. Lalu, angkat sebagian larutan keluar dari wadah dengan tongkat pengaduk.
- Selanjutnya, tambahkan 1⁄4 cangkir larutan Sodium Tetraborate (Borax) cair ke dalam campuran lem dan air. Kemudian, aduk perlahan.
- Slime akan mulai terbentuk. Angkat sebagian larutan dengan tongkat pengaduk dan amati perubahan konsistensinya dari langkah pertama.
- Aduk sebanyak yang Anda bisa, lalu gali dan uleni dengan tangan hingga tidak terlalu lengket. Lalu, tuangkan sisa air di dalam mangkuk.
- Jika mainan itu sedang tidak digunakan, simpan slime dalam kantong plastik di lemari es agar tidak tumbuh jamur.
Pilihan Editor: Rekomendasi 7 Permainan Tradisional Seru untuk Isi Waktu Liburan Akhir Tahun di Rumah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini