Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jika berbuat salah tentu harus minta maaf. Dan setiap orang tentu ingin menerima permintaan maaf yang tulus. Hanya saja, indikator tulus tidaknya seseorang saat meminta maaf begitu samar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mungkin ada yang bisa membacanya dari bahasa tubuh, intonasi suara, cara menyampaikan permintaan maaf, hingga jauh setelah permintaan maaf itu tersampaikan. Macam-macam juga metode orang meminta maaf. Misalkan mengirimkan bunga disertai kartu ucapan permintaan maaf, meminta maaf secara langsung, atau menitipkan pesan meminta maaf melalui teman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tentunya harus ada empati, penyesalan, janji tidak mengulang, dan belajar dari kesalahan. Intinya adalah orang yang meminta maaf tahu apa yang membuat dia harus minta maaf dan memahami pula bagaimana memperbaikinya. Mengutip laman Very Well Mind, berikut beberapa hal yang bisa menjadi indikasi apakah permintaan maaf seseorang termasuk tulus atau palsu.
- Tahu kenapa harus minta maaf
Orang yang berbuat salah kemudian diam saja, bisa jadi tak tahu kalau dia telah melakukan sesuatu yang keliru atau memang super cuek alias masa bodoh dengan orang lain. Kondisi ini tentu berbeda dengan orang yang meminta maaf seketika setelah mengetahui dia telah berbuah salah.
Ada riset yang menunjukkan bahwa alasan utama seseorang tidak meminta maaf karena mereka tidak benar-benar peduli dengan orang lain, merasa meminta maaf dapat membuat harga dirinya jatuh, atau berpikir kalau meminta maaf itu tiada berguna. - Tahu kapan harus minta maaf
Mengetahui kapan harus meminta maaf sama dengan mengetahui cara meminta maaf. Orang yang tahu kapan mereka harus minta maaf berarti mereka merasa bersalah dan menerima kesalahan dengan segala risikonya. - Bertanggung jawab
Meminta maaf merupakan salah satu bagian dari tanggung jawab seseorang atas kesalahannya. Mengakui kesalahan kemudian minta maaf merupakan tanda permintaan maaf yang tulus. - Ekspresi penyesalan
Perhatikan bagaimana cara seseorang menunjukkan penyesalan saat meminta maaf. Apakah mimik, bahasa tubuh, dan intonasi kata-katanya menunjukkan penyesalan atau ekspresi yang datar. Ekspresi penyesalan dapat menambah ketulusan dalam permintaan maaf. - Tindakan setelah minta maaf
Apakah perilakunya berubah setelah meminta maaf? Jika masih cuek, maka mungkin dia merasa terpaksa meminta maaf. Namun bisa terdapat perubahan yang lebih baik, artinya dia memahami betul makna dari permintaan maafnya dan tulus. - Janji dan realisasi
Tak jarang orang yang meminta maaf akan mengumbar janji untuk melakukan sesuatu. Ada yang berjanji tak mengulangi kesalahan yang sama, berjanji memberikan sesuatu, dan janji manis apapun. Jadi, lihat saja apakah dia bisa memenuhi janji tersebut. - Tujuan minta maaf
Terkadang orang minta maaf karena ada motif tertentu. Jadi, kondisi ini masuk kategori permintaan maaf yang tidak tulus atau kamu perlu mengecek lagi apa tujuan dia meminta maaf kepadamu.
SHELAMITA AZZAHRA | VERY WELL MIND
Baca juga:
Tips Memaafkan Mantan Pacar Usai Perpisahan yang Buruk Menurut Ahli