Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Cara Pakai dan Baca Hasil Oximeter, Bisa Dijepit di Jari Kaki atau Daun Telinga

Infeksi Covid-19 dapat mempengaruhi kadar oksigen dalam darah lantaran virus ini menyerang sistem pernapasan. Bagaimana cara gunakan oximeter?

10 Juli 2021 | 17.49 WIB

Ilustrator oximeter. Pixabay
Perbesar
Ilustrator oximeter. Pixabay

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Infeksi Covid-19 dapat mempengaruhi kadar oksigen dalam darah lantaran virus ini menyerang sistem pernapasan. Oximeter atau oksimetripulsa sebagai alat ukur kadar oksigen disarankan oleh WHO untuk mendeteksi dini penularan virus corona. Lalu bagaimana cara menggunakan alat ini dan bagaimana cara membaca hasilnya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Merujuk dari laman Medical News Today, seseorang dapat dianggap memiliki kemungkinan lebih tinggi terjangkit Covid-19 apabila mengalami happy hypoxia, yaitu kondisi di mana kadar oksigen dalam darah rendah di bawah angka 90 persen. Agar mendapatkan hasil maksimal saat pengukuran, dilansir dari situs WHO, oximeter dapat digunakan di jari tangan, jari kaki, maupun daun telinga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk oximeter pada jari, baik jari tangan atau jari kaki, pilih jari yang sesuai dengan jarak antara capit alat ini. Sementara untuk penggunaan oximeter pada bagian daun telinga, jepitkan tepat di tengah daun telinga. Jika oksimetripulsa ini diposisikan dengan benar, sensor cahaya oximeter dapat bekerja dengan baik mengukur kadar oksigen dalam darah secara maksimal.

Sebelum melakukan pengukuran kadar oksigen dalam darah menggunakan oximeter, baiknya perhatikan beberapa hal berikut, yaitu hindari memosisikan oximeter pada jari yang menggunakan cat kuku atau henna, sebab warnanya dapat menyerap cahaya oximeter sehingga efektivitas pengukurannya dapat terganggu.

Hindari juga menggunakan oksimetripulsa saat paparan cahaya berlebih, seperti saat selepas berjemur atau beraktivitas di luar ruangan yang memungkinkan terpapar cahaya matahari secara langsung. Kondisi tersebut dapat menurunkan akurasi oximeter sehingga hasilnya tidak maksimal.

Selain menghindari paparan cahaya berlebih, saat melakukan pengukuran kadar oksigen dalam darah, upayakan untuk menahan gerakan alias tetap diam. Ketika bergerak, gerakan tersebut akan menghasilkan gelombang yang akan mengganggu proses pengukuran. Untuk itu, sebelum mengukur kadar oksigen dalam darah sebaiknya pastikan terlebih dahulu untuk tenang dan nyaman.

Beberapa hal yang dapat menyebabkan pengukuran kadar oksigen dalam darah menggunakan oximeter tidak akurat yaitu adanya kegagalan fungsi atau Disfungsional Hemoglobin pada tingkat yang signifikan, seperti karbonil hemoglobin atau methemoglobin. Pewarna intravaskular seperti indosianin hijau atau biru metilen. Cahaya ambient yang tinggi mengganggu sensor cahaya oximeter, dan pengaruh elektrosurgikal frekuensi tinggi dan defibrillator.

Penempatan sensor yang ekstrem dengan manset tekanan darah, kateter arteri dan jalur intravaskuler juga dapat mempengaruhi keakurasian oximeter. Selain itu, oximeter juga tidak dapat mengukur secara akurat pada pasien dengan hipotensi, vasokonstriksi berat, anemia berat, maupun hipotermia, pasien dengan serangan jantung atau syok, kualitas denyut nadi lemah atau perfusi rendah, dan hemoglobin rendah.

Kemudian, bagaimana cara membaca oximeter untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah? Membaca kadar oksigen dalam darah menggunakan oximeter tidaklah terlalu sulit. Kadar oksigen dalam darah dapat dilihat dengan membaca kadar SpO2 atau tingkat saturasi oksigen, dan Pulse Rate beats per minute atau PRbpm pada pulse oximeter. Apabila tingkat saturasi oksigen mencapai 95 persen ke atas, maka kadar oksigen dalam darah dianggap normal.

Melansir dari MayoClinic dan MedicoverHospitals, SpO2 dikatakan normal apabila oximeter menunjukkan angka 95 sampai 100 persen. Jika angka SpO2 pada pulseoximeter di bawah 95 persen, hal tersebut menunjukkan adanya kekurangan oksigen atau hipoksemia. Sementara PRbpm pada oximeter merupakan grafikdenyutnadi untuk menunjukkan kecepatan detak jantung per menit, yang normalnya di kisaran antara 60 sampai 100 bpm

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

#Jagajarak

#Pakaimasker

#Cucitangan

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus