Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap 17 November diperingati sebagai Hari Prematur Sedunia yang diinisiasi oleh European Foundation for the Care of Newborn Infants (EFCNI) pada 2008. Konsultan neonatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof Dr dr Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K), menyarankan orang tua untuk mempersiapkan kehamilan dengan baik agar terhindar dari kelahiran prematur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Persiapkanlah kehamilan dan jangan anggap hal tersebut sepele,” ujar Rina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menuturkan sebagian besar kelahiran prematur terjadi karena kondisi kesehatan ibu yang kurang baik, seperti adanya hipertensi, preeklamsia, anemia, diabetes, infeksi, dan kondisi lain. Karena itu, dalam merencanakan dan selama kehamilan berlangsung ibu harus selalu dipastikan dalam kondisi yang baik.
Hal yang perlu diperhatikan ialah kadar hemoglobin dan cadangan besi (feritin), gula darah, dan tekanan darah ibu yang baik. Selain itu, kesehatan mulut dan gigi juga perlu diperhatikan untuk menghindari infeksi selama masa kehamilan.
Selain itu, spesialis anak tersebut menyatakan jenis makanan yang dikonsumsi juga perlu diperhatikan. Makanan perlu mengandung makronutrien dan mikronutrien yang lengkap, seperti vitamin D3, zat besi, dan berbagai sumber protein hewani, serta tidak terfokus hanya pada karbohidrat dan lemak.
Cek kandungan yang seksama
Ia juga meminta ibu hamil untuk mengecek kandungan secara seksama. Melalui berbagai upaya ini diharapkan 70-80 persen kelahiran prematur dapat dicegah. Selain itu, Rina mendorong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan untuk dapat menganalisis ibu hamil yang berisiko tinggi melahirkan bayi prematur.
Jika fasilitas kesehatan tersebut tidak mampu menangani bayi prematur, ibu hamil harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan dengan perlengkapan yang lebih memadai. Rina mengatakan setiap fasilitas kesehatan yang memberi layanan persalinan harus bisa menolong kegawatdaruratan pernapasan pada bayi baru lahir, termasuk yang prematur.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, tingkat kelahiran prematur di Indonesia mencapai hampir 30 persen dari total bayi baru lahir.
Hari Prematur Sedunia 2023 mengangkat tema “Small Actions, BIG IMPACT: Immediate Skin-to-Skin Care for Every Baby, Everywhere” untuk menyoroti pentingnya kontak langsung kulit ke kulit untuk meningkatkan kondisi bayi prematur melalui perawatan metode kanguru.
Metode kanguru dilakukan melalui kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu sehingga ibu dapat menyalurkan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi. Selain itu, metode kanguru juga memberikan rasa nyaman pada bayi prematur akibat kedekatan dan suara detak jantung ibu.
Pilihan Editor: Manfaat Kontak Kulit Ibu dan Bayi Prematur