Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ahli madya epidemiologi Kementerian Kesehatan, dr. Sylviana Andinisari, mengingatkan pentingnya pola hidup CERDIK untuk menekan prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia. Ia menjelaskan penting untuk mengetahui cara pencegahan penyakit tidak menular dan menerapkan pola hidup yang sehat, terutama untuk mengantisipasi bahaya penyakit tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Penyakit tidak menular itu adalah penyakit karena lifestyle. Jadi kita tekan bagaimana? Selain awareness-nya, kita punya namanya lifestyle atau gaya hidup. Lifestyle apa saja yang harus dicegah? Kita punya jargon CERDIK namanya," ungkap Sylvia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Macam penyakit yang tergolong tidak menular di antaranya penyakit jantung, kanker, diabetes, penyakit paru kronis, dan stroke. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan merumuskan CERDIK yang merupakan kepanjangan dari pola hidup sehat yang perlu diterapkan karena dapat menghindarkan berbagai penyakit tidak menular.
"Satu, cek kesehatan secara rutin. E, enyahkan asap rokok. R, rajin aktivitas fisik. D, diet seimbang, makan yang sehat, banyak serat, vitamin. Kurangi gorengan, lemak, junkfood. I-nya istirahat. Jadi istirahat yang cukup juga penting. Terakhir K, itu kelola stres," ujarnya.
Cegah kanker
Tak hanya itu, untuk mencegah kanker Sylvia juga menambahkan Kemenkes memiliki empat pilar yang perlu dilakukan, di antaranya adalah promosi kesehatan hingga tata laksana.
"Kita punya empat pilar pencegahan kanker. Satu, promosi kesehatan. Promosi bisa dengan kampanye, sosialisasi, webinar, dan lain-lain supaya orang tahu apa kanker dan bagaimana menanganinya," katanya. "Kedua, deteksi dini. Ketiga perlindungan khusus, yaitu imunisasi kalau kanker ada vaksinnya. Keempat tata laksana. Mengobati mulai dari rehabilitatif sampai paliatif," tuturnya.