Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Cerita Unik Kebaya Nyai Ontosoroh di Film Bumi Manusia, Hanung Hampir Mundur

Sutradara Hanung Bramantyo sempat berdebat dengan produser tentang pakaian Nyai Ontosoroh di film Bumi Manusia.

12 Agustus 2019 | 21.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Film Bumi Manusia akan segera menghiasi layar-layar bioskop mulai 15 Agustus 2019. Sutradara Hanung Bramantyo mengungkapkan banyak hal yang terjadi selama proses produksi film yang diadaptasi dari novel kedua Tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya Ananta Toer ini. Salah satunya soal pilihan kebaya Nyai
Ontosoroh yang diperankan oleh Sha Ine Febriyanti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dalam film ini kita banyak bereksplorasi, termasuk soal kebaya Nyai Ontosoroh. Cuma pada awalnya, produser meminta Nyai Ontosoroh untuk tidak pakai kebaya," kata Hanung Bramantyo di Gedung Tempo, Jakarta, Senin 12 Agustus 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ide awalnya adalah menonjolkan sisi mapannya Nyai Ontosoroh secara materiil melalui gaya berpakaiannya. "Nyai ini punya 700 hektare tanah, jadi ide awalnya produser itu membuat Nyai menggunakan dress seperti Annelies (diperankan Mawar Eva de Jongh). Karena kalau pake kebaya akan seperti simbok," ujar Hanung.

Hanung selaku sutradara kurang setuju dengan ide tersebut. Baginya, kebaya sudah melekat pada sosok Nyai. "Wah, itu nggak mungkin yang namanya Nyai nggak pakai kebaya. Orang Belanda pada saat itu saja pada pakai kebaya. Masak Nyai nggak pakai," tuturnya, mengungkapkan sedikit rasa frustrasi akan kejadian itu.

Diskusi soal busana Nyai ini semakin alot ketika sang produser menemukan foto yang menunjukkan seorang Nyai berwajah Jawa menggunakan gaun bernuansa Eropa. "Kalau Nyai saya pakein baju kayak gitu (gaun seperti Annelies), orang-orang akan ngomong apa?" tutur sutradara berusia 43 tahun itu. "Kalau jadinya Nyai Ontosoroh pakai baju Eropa, wah saya mundur deh dari proyek ini," ia melanjutkan, sambil tertawa mengingat kejadian itu.

Hanung mengaku tim produksi memutuskan untuk mengambil jalan tengah. Nyai Ontosoroh tetap menggunakan kebaya dengan nuansa  mewah dan elegan. Kain jarik yang dipakai Nyai akhirnya bukan yang berwarna cokelat dominan.

"Dari situ, akhirnya kita riset dan menemukan batik pesisir Pekalongan yang cocok untuk busana Nyai. Warna-warnanya juga colorful seperti warna merah, kuning, dan lainnya," ujar Hanung.

Menemukan batik pesisir khas Pekalongan membuat Hanung kegirangan, seperti menemukan harta karun. "Yes, akhirnya Nyai nggak pakai baju Eropa," kata Hanung.

GALUH PUTRI RIYANTO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus