Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Chef Terkenal Meninggal karena Alergi, Pakar Ingatkan Jangan Remehkan Reaksi

Chef terkenal wafat karena reaksi alergi parah yang disebut anafilaksis. Pakar mengingatkan bahkan reaksi ringan pun bisa menjadi fatal.

11 Oktober 2023 | 14.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Alergi Debu. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang chef terkenal Michael Chiarello wafat minggu lalu dalam usia 61 tahun setelah dirawat seminggu di rumah sakit karena reaksi alergi parah yang disebut anafilaksis. Baik para dokter maupun keluarganya tak ada yang tahu apa penyebab reaksi fatal itu, menurut perwakilan dari perusahaan Chiarello, Gruppo Chiarello.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski demikian, kematiannya mengingatkan kita betapa serius dan fatal reaksi alergi, apapun jenisnya. Orang bisa mengalami alergi karena apa saja, termasuk serbuk sari, debu, sengatan serangga, gigitan hewan, lateks, kutu, atau obat-obatan. Reaksi anafilatik paling umum akibat makanan, sengatan serangga, lateks, dan obat-obatan, menurut American Academy of Allergy Asthma and Immunology.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keluarga Chiarello tak paham apa pemicu alergi sang juru masak. Kepada USA Today, perwakilan Gruppo Chiarello juga mengatakan tak tahu pemicunya. Pakar alergi menyebut kematian Chiarello menjadi pengingat bahkan reaksi ringan pun bisa menjadi fatal, label makanan yang membingungkan, dan orang dewasa pun bisa terkena jenis alergi baru.

Bawaan sejak kecil
Biarpun kebanyakan alergi muncul saat kecil, jutaan orang dewasa mengembangkan satu jenis alergi atau lebih, bahkan karena makanan atau zat yang sebelumnya tak bermasalah. Begitu kata Dr. Rita Kachru, pakar alergi dari UCLA Health di Santa Monica, California. 

Setidaknya 15 persen penderita alergi makanan terdiagnosa saat dewasa, fenomena yang membuat para peneliti mewaspadai munculnya masalah kesehatan penting. Alergi kadang baru muncul ketika dewasa karena sistem imun butuh waktu untuk mengembangkan antibodi yang disebut immunoglobulin E untuk melawan jenis makanan atau zat tertentu. 

Antibodi tersebut melawan pemicu alergi dengan melepaskan antihistamin dan zat kimia lain yang memicu gejala reaksi alergi seperti tenggorokan gatal, susah bernapas, atau muntah. Lebih sering lagi, orang dewasa mungkin mengalami reaksi alergen yang dibawa sejak kecil untuk beragam alasan, seperti perubahan sistem imun atau lingkungan. Alergi ringan pun bahkan bisa memicu anafilaksis yang sulit diprediksi karena reaksi tergantung paparan dosis alergen, kondisi sistem imun, dan riwayat reaksi alergi.

"Jika awalnya alergi terhadap sebutir kacang mete, selanjutnya setengah butir saja sudah bisa memicu alergi, dan mungkin lebih parah," jelas Kachru.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus