Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Secara perlahan, badai Covid-19 terasa mulai mereda. Serangan gelombang Covid-19 pada Juli lalu, yang membuat banyak rumah sakit tidak mampu menampung pasien Covid-19, saat ini secara pengamatan biasa relatif sudah normal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Belakangan pemerintah mulai berbicara soal wacana endemi Covid-19, bukan lagi pandemi. Vaksinasi digencarkan. Berbagai komponen masyarakat turut terlibat mensukseskan vaksinasi Covid-19 agar menjangkau target sasaran masyarakat. Remaja pun sudah mulai mendapat vaksinasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menghadapi pandemi atau mungkin endemi Covid-19 ataupun wabah lainnya, yang diperlukan selain protokol kesehatan dan pola hidup sehat, adalah kekebalan tubuh.
Kekebalan kelompok atau biasa disebut herd immunity diperlukan untuk melawan virus Covid-19, yang mungkin saja satu-dua virus masih berkeliaran di antara kita.
Dalam dunia medis, dikenal istilah kekebalan alami dan kekebalan buatan yang diperoleh dari vaksinasi.
Kekebalan alami tubuh atau imunitas tubuh pada dasarnya kemampuan tubuh untuk mencegah berbagai penyakit, virus, dan kuman yang masuk kembali ke tubuh.
Tubuh manusia pada dasarnya memiliki sistem kekebalan imunitas, yaitu sistem pertahanan tubuh dari kuman dan penyakit. Zat yang merangsang timbulnya kekebalan tubuh dari infeksi kerap disebut antigen.
Kekebalan tubuh sendiri terbagi menjadi empat, yaitu sistem kekebalan aktif alami, kekebalan pasif alami, kekebalan aktif buatan, dan kekebalan pasif buatan.
Lalu, apa penjelasan di balik kekebalan aktif dan pasif alami?
Kekebalan atau imunitas aktif alami terbentuk setelah seseorang terpapar penyakit. Sistem imunitas memproduksi antibodi dan limfosit untuk melawan penyakit tersebut. Imunitas yang dihasilkan tubuh dapat bersifat seumur hidup maupun sementara.
Kekebalan alami yang bersifat seumur hidup berlaku pada kasus cacar dan campak. Sedangkan yang bersifat sementara terbentuk pada kasus gonore dan pneumonia. Jika seseorang sudah pernah terserang penyakit campak, orang tersebut pada umumnya tidak akan terkena campak untuk kedua kalinya.
Kekebalan pasif buatan sendiri merupakan imunitas yang diperoleh bukan dari pembentukan, melainkan imunitas yang sudah langsung jadi dan diberikan orang lain. Contohnya, bayi yang baru lahir mendapatkan kekebalan pasif alami dari ibunya yang mengandung melalui plasenta.
Setelahnya, bayi tersebut akan mendapatkan kekebalan pasif melalui ASI eksklusif yang diberikan ibunya. Paparan penyakit tidak mempengaruhi terjadinya imunitas pasif.
"Kekebalan pasif tidak berlangsung lama seperti kekebalan aktif karena tubuh melakukan metabolisme," tulis Sefya H. Istighfaricha, dikutip Tempo pada laman Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Senin, 22 Oktober 2018.
Selain perbedaan tersebut, kekebalan tubuh aktif juga selalu membutuhkan waktu hingga beberapa minggu untuk terbentuk, sementara kekebalan tubuh pasif menawarkan perlindungan yang segera. Kekebalan tubuh aktif diproduksi oleh tubuh sendiri, sementara kekebalan tubuh pasif diberikan dari luar tubuh.
Disamping kekebalan alami tubuh, terdapat pula kekebalan buatan. Kekebalan buatan baik yang aktif maupun pasif diperoleh dengan cara pemberian vaksin atau injeksi. Tubuh mendapatkan atau membentuk sistem kekebalan tidak dengan sendirinya, tetapi dengan bantuan alat medis.
Imunitas tubuh baik yang aktif maupun pasif dapat mengenal benda asing atau antigen yang sama pada pertemuan berikutnya. Hal ini disebabkan kemampuan mengingat tubuh akan antigen tertentu. Kekebalan alami maupun buatan sama-sama berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit.
DINA OKTAFERIA