Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona penyebab Covid-19 bisa menyebabkan komplikasi jantung, paru-paru, dan perut. Komplikasi ini juga bisa muncul meskipun pasien telah dinyatakan negatif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Times of India, Covid-19 berdampak pada banyak organ tubuh dan bahkan tetap ada setelah infeksi. Covid-19 juga memberikan pengaruh pada pernapasan, paru-paru, jantung, perut, bahkan setelah sembuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komplikasi Covid-19 banyak menimbulkan efek yang parah dalam banyak kasus. Dokter Praveen P. Sadarmin, konsultan intervensi kardiologi di Narayana, mengatakan Covid-19 bisa menciptakan badai untuk jantung. Kondisi ini juga dinyatakan benar oleh Federasi Jantung Dunia (WHF).
Dia menyebutkan Covid-19 adalah kondisi pro-inflamasi dan mengarah pada peradangan jantung yang dapat bermanifestasi sebagai Myokarditis (radang otot jantung) atau Perikarditis, yang merupakan peradangan pada kantung yang berisi jantung.
"Peningkatan detak jantung setelah pulih dari Covid-19 muncul pada banyak orang. Denyut jantung normal bervariasi antara 60 hingga 100. Peningkatan itu, yang mengarah ke kondisi yang disebut takikardia. Ini tidak perlu dikhawatirkan," ungkapnya.
Namun, pada banyak pasien, peningkatan detak jantung ini dikeluhkan oleh pasien penyakit jantung, seperti mengalami detak jantung yang cepat, bahkan setelah pemulihan. Takikardia adalah kondisi peningkatan denyut jantung, bisa dimulai di ruang bawah jantung yang disebut ventrikel atau di ruang atas yang disebut atrium. Pasca-Covid, banyak orang mengalami detak jantung lebih cepat, bahkan dengan aktivitas ringan. Orang-orang yang dulu bekerja berjam-jam sebelum Covid-19 merasakan detak jantung yang lebih cepat setelah terinfeksi.
Dalam kasus seperti itu, detak jantung meningkat menjadi 95-100, bahkan setelah melakukan aktivitas fisik kecil seperti berjalan kaki untuk jarak pendek. Sementara pada banyak pasien, kondisi ini sembuh setelah beberapa saat. Pada banyak pasien lain kondisi ini bertahan selama beberapa waktu.
Selain itu, fluktuasi detak jantung sangat menghancurkan bagi yang memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya. Sebuah studi penelitian tahun 2021 yang diterbitkan di Lancet mengungkapkan seminggu setelah diagnosis Covid-19, risiko serangan jantung pertama meningkat 3-8 kali lipat.
Penelitian dilakukan pada 87.000 orang, 57 persen di antaranya adalah wanita. Selain itu, muncul juga risiko pembekuan darah dan serangan jantung dan tetap meningkat setidaknya selama sebulan.
Baca juga: Jaga Kesehatan Jantung dengan Cara Berikut