Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Dampak Puasa Jika Dilakukan Anak di Bawah Usia 7 Tahun

Buat orang tua, jangan memaksakan anak untuk puasa Ramadan bila usianya belum memungkinkan. Dokter sarankan usia yang baik untuk anak berpuasa.

30 April 2020 | 10.11 WIB

Ilustrasi berbuka puasa.  NOAH SEELAM/AFP/Getty Images
Perbesar
Ilustrasi berbuka puasa. NOAH SEELAM/AFP/Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Di Ramadan 2020, setiap orang tua tentu ingin agar anak bisa mulai melatih diri menjalankan puasa Ramadan. Meski begitu, wajib dipahami batas untuk mulai berpuasa baru boleh diterapkan bagi anak di atas 7 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ada dampak yang bisa ditimbulkan bila orang tua memaksa anak untuk tetap berpuasa sebelum usia tersebut. Dokter spesialis anak konsultan nutrisi metabolik di RS Pondok Indah, Cut Nurul Hafifah, mengatakan pertama, anak bisa berisiko mengidap hipoglikemia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hipoglikemia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan berkurangnya kadar gula darah dalam tubuh. Mengapa anak di bawah 7 tahun rentan mengalaminya? Nurul menjelaskan bagaimana kondisi badan anak saat berpuasa, pada dasarnya akan mengubah kondisi fisiknya.

“Setelah berpuasa 6 jam, tubuh akan mulai memecah cadangan gula dalam tubuh (glikogen) untuk menjaga kadar gula dalam darah. Tubuh kemudian akan menggunakan lemak yang ada dalam tubuh sebagai sumber energi,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo.co pada 29 April 2020.

Adapun, protein sebagai zat pembangun tubuh akan diusahakan untuk dijaga dan merupakan komponen terakhir yang akan dipakai bila puasa Ramadan terus berlanjut.

“Semakin kecil usia seorang anak, maka cadangan glikogen yang dimiliki semakin sedikit dan itulah mengapa anak yang berusia di bawah usia tujuh berisiko hipoglikemia karena belum bisa mempertahankan kesehatan tubuh saat berpuasa,” ujarnya.

Selain itu, Nurul juga menjelaskan kelompok usia ini lebih rentan mengalami kekurangan cairan. Adapun karena kondisi fisiknya yang masih kecil, kemampuan tubuh untuk menyimpan cadangan cairan pun demikian.

“Umumnya, anak di bawah 7 tahun hanya dapat mentoleransi tidak minum air selama 2-4 jam,” tuturnya.

Perubahan pola tidur akibat bangun sahur juga dapat berdampak pada kemampuan anak di sekolah. Berdasarkan penelitian yang dikutip dari situs Huffington Post, anak usia 3,5-7 tahun yang mengalami pola istirahat terganggu bisa mempengaruhi kemampuan kognitif.

“Karena hormon pertumbuhan terutama disekresi selama tidur nyenyak,” kata direktur obat tidur di Children’s National Medical Center di AS, Judith Owens.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus