Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi dangdut Dewi Perssik mengungkapkan pengalaman tidak menyenangkan yang dialaminya baru-baru ini. Mantan istri Saipul Jamil itu mengaku menjadi korban aksi eksibisionisme oleh seorang pria tak dikenal yang memperlihatkan kelaminnya di depan rumahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengalaman ini pertama kali diungkapkan Dewi Perssik melalui siaran langsung di akun Instagram pribadinya. Dalam siaran tersebut, ia mengaku risih dengan perilaku tidak wajar beberapa pria yang dianggap mengganggu ketenangan hidupnya.
Eksibisionisme adalah gangguan penyimpangan seksual (parafilia) yang ditandai dengan hasrat atau kepuasan seksual saat seseorang memperlihatkan alat kelamin kepada orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Reaksi ketakutan atau rasa jijik dari orang yang melihat sering kali justru meningkatkan gairah seksual pada individu eksibisionis. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi ke-5 (DSM-5), kondisi ini lebih umum terjadi pada pria, meskipun wanita juga bisa mengalaminya.
Perilaku eksibisionis dapat bervariasi, seperti membuka pakaian di tempat umum, memperlihatkan aktivitas seksual kepada orang lain, atau melakukan fantasi seksual melalui telepon (telephone scatologia).
Penyebab Eksibisionisme
Gangguan ini umumnya dipicu oleh faktor psikologis dan lingkungan sosial. Penyebab penyimpangan seksual bisa dibedakan menjadi dua kategori utama:
1. Eksibisionis murni: Umumnya muncul pada remaja akhir atau dewasa muda akibat dorongan seksual yang tidak tersalurkan dengan baik. Perilaku ini sering berkurang seiring bertambahnya usia.
2. Eksibisionis eksklusif: Terjadi ketika seseorang tidak mampu membangun hubungan romantis atau seksual yang sehat, sehingga memilih perilaku eksibisionisme sebagai pelampiasan.
Faktor lain yang turut berperan meliputi gangguan kepribadian antisosial, trauma masa kecil, kecanduan aktivitas seksual, penyalahgunaan zat adiktif seperti alkohol, serta gangguan narsistik yang mendorong individu untuk mencari perhatian dan kekaguman dari orang lain.
Diagnosis Eksibisionisme
Untuk mendiagnosis eksibisionisme, dokter biasanya melakukan wawancara medis atau anamnesis untuk memahami riwayat kesehatan pasien, termasuk pengalaman traumatis yang mungkin berperan. Selain itu, observasi perilaku pasien digunakan untuk memperkuat diagnosis.
Kriteria diagnosis meliputi munculnya dorongan atau fantasi seksual yang kuat selama setidaknya enam bulan, serta tindakan menunjukkan alat kelamin tanpa persetujuan orang lain yang menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari.
Penanganan Eksibisionisme
Penanganan eksibisionisme bertujuan untuk membantu penderita mengendalikan dorongan seksual yang menyimpang. Beberapa metode penanganan meliputi
1. Psikoterapi
Pendekatan seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) digunakan untuk mengidentifikasi pola pikir yang mendasari perilaku eksibisionis. Terapi ini membantu pasien mengubah pola pikir negatif dan mengendalikan dorongan seksual dengan cara yang lebih sehat. Selain CBT, metode lain seperti pelatihan relaksasi, restrukturisasi kognitif, serta strategi coping mechanism juga dapat diterapkan.
2. Konseling Kelompok (Support Group)
Konseling kelompok memungkinkan individu untuk saling berbagi pengalaman dan dukungan, sehingga penderita dapat menemukan sudut pandang baru dan lebih mudah mengontrol perilaku mereka.
3. Obat-obatan
Dalam beberapa kasus, psikiater mungkin meresepkan obat antidepresan seperti Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) atau antipsikotik. Obat-obatan ini membantu menekan libido dan mengurangi dorongan seksual yang tidak terkendali.
Dengan pendekatan yang tepat, individu dengan gangguan eksibisionis dapat mengelola kondisi ini dan menjalani kehidupan yang lebih sehat secara psikologis dan sosial.
Sukma Kanthi Nurani berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Dewi Perssik Jadi Korban Perilaku Eksibisionisme, Apa Itu?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini