Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dokter Olahraga Sebut Masyarakat Semakin Gemar Lakukan Aktivitas Fisik

Masyarakat Indonesia kini semakin gemar menjalankan gaya hidup aktif dengan aktivitas fisik yang banyak manfaat kesehatan.

17 Januari 2025 | 21.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi jalan kaki. Foto: Freepik.com/Yanalya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Stanford pada 2017 melakukan penelitian yang memetakan aktivitas fisik di 111 negara dunia. Hasil yang didapat Indonesia menjadi negara yang paling malas berjalan kaki. Dalam studi yang melibatkan data langkah kaki dari 717 ribu orang, diketahui rata-rata orang Indonesia hanya melangkah sebanyak 3.513 per hari. Jumlah tersebut jauh di bawah rata-rata dunia, yakni 5.000 langkah per hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menanggapi riset tersebut, spesialis kedokteran olahraga di Rumah Sakit Pondok Indah-Bintaro, Antonius Andi Kurniawan, menilai masyarakat di Indonesia kini semakin gemar menjalankan gaya hidup aktif dengan banyak manfaat kesehatan. Ia mengatakan tren gaya hidup aktif yang semakin meningkat kemungkinan disebabkan penggunaan media sosial yang semakin marak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tahun ini menurut saya semakin meningkat (tren gaya hidup aktif). Kalau kita bicara event lari, semakin banyak (orang yang ikut) dan kalau kita bicara Gelora Bung Karno semakin ramai, terutama di Jakarta,” kata Antonius, Jumat, 17 Januari 2025.

Kehadiran banyak influencer yang membawakan konten olahraga memicu masyarakat, terutama yang berusia muda, gemar mengikuti dan menerapkan masukan atau perilaku pemengaruh tersebut. “Karena yang muda lebih suka main media sosial, jadi lebih mudah hidup aktif. Itu asumsi saya karena saya belum punya datanya,” jelasnya.

Tingkatkan kualitas fasilitas
Menurut Andi, kini masyarakat tampak gemar melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki di sekitar area GBK atau bersepeda di acara hari bebas kendaraan yang rutin diadakan setiap akhir pekan. Meski demikian, untuk lebih meningkatkan gaya hidup aktif, sejumlah fasilitas perlu diperhatikan kualitas dan kegunaannya. 

Contohnya, fasilitas trotoar para pejalan kaki yang lebih layak dan nyaman dilintasi seperti di Singapura atau Eropa. Hal tersebut juga bertujuan untuk mengurangi beban BPJS terhadap penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes agar tidak semakin membengkak. Adapun faktor yang mempengaruhi orang Indonesia malas berjalan kaki yakni trotoar jalan terbatas dan tidak layak, transportasi umum yang tidak memadai, dan murahnya cicilan motor.

“Harapannya tren hidup aktif akan terus meningkat dan dibarengi olahraga yang tepat, seimbang, agar tidak cedera atau hanya sekadar validasi di media sosial. Semoga tahun 2025 ini kondisinya berbeda,” ujar Andi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus