Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sprint atau berlari cepat dinilai bagus untuk meningkatkan rutinitas latihan karena aktivitas ini memiliki beberapa manfaat salah satunya untuk kesehatan otot dan tulang. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil terbaik dari sprint.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Channel News Asia, lari cepat atau sprint didefinisikan sebagai berlari pada atau mendekati kecepatan tertinggi. "Ini adalah salah satu gerakan yang memberikan manfaat terbesar,” kata Matt Sanderson, direktur merek kebugaran SOFLETE.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlari membantu membangun dan memelihara serat otot yang bergerak cepat. Dengan menjaga serat-serat otot, maka dapat membantu mencegah beberapa hal termasuk terpeleset dan jatuh, yang merupakan penyebab utama cedera pada orang lanjut usia.
Karena lari cepat melibatkan begitu banyak otot, “lari akan bekerja lebih baik dalam membantu menjaga massa otot dan menghindari kehilangan otot seiring bertambahnya usia,” kata Christopher Lundstrom, dosen kinesiologi di Universitas Minnesota yang mempelajari ilmu olahraga.
Beberapa penelitian kecil juga menunjukkan bahwa lari cepat lebih baik dalam menjaga dan membangun kepadatan tulang dibandingkan lari ketahanan.
Dikutip dari Antara, saat berlari tubuh mulai menggunakan oksigen dengan lebih efisien dan mengirimkannya ke otot-otot yang digunakan.
Adapun alasan lain untuk mulai berlari adalah ada bahan kimia otak yang benar-benar meningkatkan suasana hati selama atau segera setelah berlari. Aktivitas ini bahkan bermanfaat untuk kesehatan mental termasuk pengurangan stres dan peningkatan neurotransmiter seperti dopamin dan serotonin.
Namun, ada hal yang harus diketahui sebelum melakukan lari cepat. Hal yang paling penting adalah melakukan pemanasan menyeluruh dengan benar, jika tidak maka dapat menyebabkan tarikan dan ketegangan otot serta cedera besar, seperti robeknya Achilles.
Setiap orang atau atlet yang melakukan lari cepat memiliki kondisi tubuh yang berbeda, namun secara umum ada beberapa tips untuk lari cepat yang aman, dengan cara berikut:
Mulai Dengan Perlahan
Meskipun tujuan utamanya adalah berlari dengan cepat, namun hal penting yang perlu dipahami adalah memulai dengan perlahan.
Jika belum pernah mencoba lari cepat dalam beberapa waktu terakhir, maka dapat dicoba dengan "usaha berlari sedikit lebih cepat dari biasanya," kata Dr Lundstrom. Kemudian “sedikit lebih keras, dan secara bertahap mencapai kecepatan penuh”.
Latihan Meningkatkan Intensitas
Selain itu, para ahli juga menyarankan rolling sprint selama joging untuk melatih lari dengan kecepatan tinggi. Saat jogging, pilih satu titik untuk mulai meningkatkan intensitas lari setiap 10 meter atau lebih hingga mencapai titik di mana tubuh merasa sulit untuk berbicara. Dari sana, kurangi setiap 10 meter sampai kembali ke kecepatan joging biasa.
Tentukan Garis Dasar
Setelah mulai berlari, hal pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan patokan waktu dalam jarak tertentu. Bukan untuk menyombongkan diri, tetapi lebih sebagai alat untuk menyusun latihan selanjutnya. Mulailah dengan jarak antara 40 dan 60 meter. Lakukan lari cepat dan catat waktu terbaik yang berhasil dilewati.
Gunakan Ambang Batas Diri Sendiri
Salah satu rutinitas yang mudah, kata Sanderson, adalah berlari sprint berulang kali pada jarak yang sudah dipilih, hal yang dapat dilakukan adalah dengan mencoba untuk menjaga upaya berlari dalam kisaran tertentu dari waktu patokan yang telah dibuat.
Ambang batas bervariasi untuk setiap atlet, tetapi untuk seseorang dengan tingkat kebugaran yang tinggi, 5 persen sudah cukup baik. Orang lain mungkin menargetkan 10 persen.
Pada awalnya, jumlah sprint yang dapat dilakukan mungkin sedikit. Namun, seiring dengan bertambahnya kekuatan dan kecepatan, tentunya akan kemampuan mempertahankan kecepatan akan bertambah atau berkembang.
Selain itu, Sanderson merekomendasikan untuk memulai latihan berlari cepat di atas rumput sintetis atau rumput alami. Dari sana kemudian dapat melanjutkan ke trotoar dan, akhirnya, lintasan karet yang mungkin ada di sekolah.
CNA LIFESTYLE | ANTARANEWS
Pilihan editor: Berlari vs Bersepeda, Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh Bugar?