Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seseorang yang merasa tak nyaman, bahkan cemas saat melihat cermin merupakan tanda gejala eisoptrophobia. Mengutip situs web Healthgrades, kata eisoptro merupakan Bahasa Yunani yang berarti cermin. Eisoptrophobia merupakan gejala ketakutan melihat pantulan diri di depan cermin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyebab eisoptrophobia biasanya dipengaruhi pengalaman masa lalu terhadap cermin yang mempengaruhi bagian otak yang memproses emosi atau suasana hati (amigdala). Mengutip Verywell Mind, seseorang yang mengalami eisoptrophobia akan merasa gemetar, detak jantung meningkat, dan panik saat melihat cermin. Ada keinginan yang kuat untuk menghindari cermin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eisoptrophobia bisa mempengaruhi aktivitas sosial sehari-hari, seperti bekerja atau bersekolah. Psikoterapi merupakan cara yang efektif untuk mengatasi eisoptrophobia. Adapun terapi perilaku kognitif akan membantu untuk mengubah pikiran maupun perasaan yang negatif terhadap cermin.
Terapi eksposur juga akan memberi stimulus untuk mengurangi kecemasan. Terapi ini akan membantu seseorang untuk menghadapi situasi kondisi yang ditakuti secara terkendali. Eksposur dilakukan secara bertahap menjadi lebih intens
Seseorang yang mengalami fobia ini biasanya tak bisa menjelaskan rasa ketakutannya ketika berhadapan dengan cermin. Memori dalam otak mengakibatkan seseorang yang eisoptrophobia akan sangat panik. Ada pula beberapa jenis ketakutan itu, misalnya terkait citra diri bermasalah gangguan makan. Penyebab lainnya, ketakutan muncul karena kekhawatiran sosok hantu ketika becermin.
BALQIS PRIMASARI