Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Eza Gionino Menikah tanpa Restu Orang Tua, Simak Kata Ahli

Walau tidak direstui ibunda, Disk Jockey, aktor sekaligus model Eza Gionino tetap melangsungkan pernikahan dengan wanita pilihannya.

27 Juli 2018 | 15.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Eza Gionino Menikahi kekasihnya (Tabloidbintang.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Walau tidak direstui ibunda, Disk Jockey, aktor sekaligus model Eza Gionino tetap melangsungkan pernikahan dengan wanita pilihannya, Meiza Aulia Chorita, 22 Juli lalu. Masalah yang dialami Eza Gionino, tak jarang terjadi dalam kehidupan di sekitar kita. “Di Indonesia, orang tua menginginkan anak-anaknya memperoleh pasangan hidup yang baik dalam segala aspek, seperti kata pepatah jawa yakni bibit (keturunan keluarga), bobot (kepribadian), dan bebet (kekayaan),” kata Psikolog Sri Juwita Kusumawardhani yang menjadi dosen pengajar di Universitas Pancasila dan Universitas Paramadina kepada Tabloidbintang.com, Kamis 16 Juli 2018.

Baca: Punya Pengalaman Serupa, Natalie Sarah Ingatkan Eza Gionino

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Sri Juwita, ketika calon pasangan tidak memenuhi standar dari kriteria bibit, bebet, bobot sering orang tua tidak memberikan persetujuan. “Ada sikap-sikap yang cenderung negatif yang dianggap tidak cocok oleh calon mertua, sehingga mereka tidak ikhlas melihat anaknya menikah dengan orang itu,” kata Sri Juwita.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sri Juwita memberikan solusi agar hubungan orang tua dan anak tetap baik meskipun ada masalah dalam rencana pernikahan. Yakni, anak harus menyampaikan sisi positif dari pasangan kepada orang tuanya. Bila perlu dijelaskan berulang-ulang agar jelas. Lalu anak juga harus mendengarkan saran dari orang tua, sebab tidak ada orang tua yang ingin melihat anak kesayangannya memiliki kehidupan tidak baik setelah menikah nanti. “Anak harus melihat apakah pasangannya memiliki kepribadian yang benar-benar baik dan layak dinikahi meskipun harus melawan orang tua dan memilih dia,” kata Sri Juwita.

Menurut Sri Juwita jika si anak harus memilih pasangan dibandingan orang tua, tentu risiko-risiko pada kemudian hari harus siap dijalankan, mulai dari ada ganjalan dalam dirinya selama menjalankan rumah tangga karena tidak direstui orang tua. “Sebisa mungkin pelan-pelan si anak harus berusaha memperbaiki hubungan dengan orang tua setelah menikah,” kata Sri Juwita.

Baca: Ibunda Menentang, Eza Gionino Menikah dengan Restu Ayah

Orang tua juga diminta berbesar hati menerima kenyataan pahit jika si anak meninggalkannya demi menikah dengan pasangan. “Orang tua sudah mendidik anak dengan jerih payahnya justru ujungnya tidak dianggap oleh anak, tapi anak sudah dewasa dan bisa memiliki pilihan hidup,” kata Sri Juwita.

AURA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus