Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia menghadapi tantangan yang signifikan terkait hepatitis, terutama hepatitis B (HBV) dan hepatitis C (HCV). Data terakhir menunjukkan bahwa Indonesia memiliki prevalensi infeksi HBV dan HCV kronis yang tinggi, yang berkontribusi terhadap tingkat morbiditas dan mortalitas yang besar.
Indonesia menempati urutan keempat kematian akibat hepatitis. Data dari laman globalhep.org, menyatakan bahwa Prevalensi HBV kronis (HBsAg+) di Indonesia sekitar 7,1 persen, dan untuk HCV kronis (RNA+/cAg) sekitar 1,39 persen. Angka kematian yang terkait dengan HBV dan HCV cukup signifikan. Untuk HBV, angka kematian sekitar 8,72 per 100.000 penduduk, dan untuk HCV sekitar 12,7 per 100.000 penduduk.
Mengapa Indonesia Bisa Menempati Urutan ke-4?
Infeksi Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit yang dapat disebabkan oleh virus (seperti Hepatitis B, C, dan lain-lain), yang dapat menimbulkan penyakit hati kronis atau akut. Infeksi ini dapat menyebar melalui berbagai cara, termasuk melalui transfusi darah, hubungan seksual tanpa pengaman, atau penggunaan jarum suntik bersama.
Keterbatasan Akses pada Layanan Kesehatan
Masalah akses terhadap layanan kesehatan yang memadai dapat membuat penduduk sulit mendapatkan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan yang tepat untuk hepatitis. Terutama di daerah pedesaan atau daerah yang terpencil, layanan kesehatan mungkin kurang tersedia atau sulit dijangkau.
Kesadaran dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat
Kesadaran tentang hepatitis, cara penularannya, dan pentingnya vaksinasi atau tindakan pencegahan sering kali rendah di beberapa komunitas. Kurangnya pendidikan kesehatan tentang penyakit ini dapat menyebabkan masyarakat tidak mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Faktor Risiko Komorbid
Beberapa faktor risiko seperti penggunaan obat-obatan terlarang, perilaku seksual berisiko tinggi, dan penggunaan alat-alat medis yang tidak steril dapat meningkatkan risiko terinfeksi hepatitis. Kondisi ini dapat lebih sering terjadi di beberapa kelompok populasi tertentu, seperti pekerja seks komersial, pengguna narkoba suntik, atau orang yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk.
Tingkat Vaksinasi yang Rendah
Meskipun vaksinasi Hepatitis B telah tersedia untuk waktu yang cukup lama, beberapa kelompok populasi mungkin belum menerima vaksinasi ini secara luas. Ini dapat meningkatkan risiko penyebaran hepatitis B di antara populasi yang rentan.
Menurut laman kemkes.go.id, pada 2022 pernah ditemukan 18 kasus infeksi hepatitis akut. Penemuan itu ada di provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur.
Hepatitis merupakan penyakit peradangan hati dan memiliki banyak jenis, antara lain:
1. Hepatitis A: Penularannya terutama melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh tinja yang mengandung virus hepatitis A. Biasanya penyakit ini bersifat akut dan jarang menyebabkan masalah jangka panjang.
2. Hepatitis B: Virus hepatitis B menyebar melalui darah, cairan tubuh, atau kontak seksual dengan orang yang terinfeksi. Ini bisa berlanjut menjadi infeksi kronis yang dapat menyebabkan kerusakan hati yang serius, seperti sirosis atau kanker hati.
3. Hepatitis C: Penularannya terutama melalui kontak langsung dengan darah dari seseorang yang terinfeksi hepatitis C. Infeksi ini juga dapat berlanjut menjadi kronis dan menyebabkan kerusakan hati yang parah.
4.Hepatitis D: Virus hepatitis D hanya dapat menginfeksi orang yang sudah terinfeksi hepatitis B, karena hepatitis D membutuhkan virus hepatitis B untuk berkembang biak dalam tubuh. Infeksi ganda dapat menyebabkan hepatitis yang lebih parah dibandingkan hanya dengan hepatitis B saja.
5. Hepatitis E: Penularannya mirip dengan hepatitis A, melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. Umumnya, hepatitis E bersifat akut dan jarang menyebabkan penyakit hati kronis, kecuali pada individu dengan sistem kekebalan yang lemah.
Gejala umum hepatitis termasuk kelelahan yang berat, nyeri perut, hilangnya nafsu makan, mual, muntah, demam, kuning pada kulit dan mata (jaundice), serta urin gelap. Namun, gejala ini dapat bervariasi tergantung pada jenis hepatitis dan tingkat keparahannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini