Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

Para ilmuwan menemukan beberapa faktor dan kebiasaan yang tampak tak berbahaya bisa mempercepat penuaan otak.

10 Mei 2024 | 22.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Fisik boleh kelihatan awet muda namun hal itu tak ada artinya bila otak menua lebih cepat. Jika hal itu terjadi maka Anda lebih berisiko terkena demensia. Para ilmuwan menemukan beberapa faktor dan kebiasaan yang tampak tak berbahaya bisa mempercepat penuaan otak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Riset menemukan hampir 40 persen kasus demensia bisa dicegah dengan kesehatan otak yang lebih baik dan faktor-faktor berikut bisa sangat berdampak," kata Tim Beanland, kepala bagian ilmu pengetahuan di Alzheimer’s Society, dikutip dari The Sun. Berikut beberapa di antaranya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Minum alkohol
Meski hanya sedikit dampaknya sungguh terasa. "Orang yang suka minum alkohol otaknya cenderung lebih tua," ujar Dr. Esther Walton dari Universitas Bath di Inggris.

Kurang tidur
Dampak kurang tidur adalah susah berkonsentrasi, pelupa, dan kurang bertenaga.

Kesepian
Kesepian dan kurang bersosialisasi juga berbahaya bagi otak. "Salah satu cara untuk menjaga otak tetap sehat adalah aktif secara sosial sepanjang hidup," ungkap Beanland.

Nonton konser
Ilmuwan menyebut suara keras di konser bisa menyebabkan kehilangan pendengaran dan menambah risiko demensia.

Minum kopi
Beberapa penelitian menemukan minum kopi terkait dengan otak yang lebih tua meski masih kurang bukti untuk mengaitkannya dengan demensia, kata Walton.

Kurang olahraga
Rutin berolahraga tak hanya baik buat fisik tapi juga pikiran. Menurut Alzheimer's Society, rutin berolahraga bisa menurunkan risiko demensia hingga 28 persen dan 45 persen terhadap Alzheimer.

Olahraga dengan kontak badan
Olahraga dengan kontak badan dan risiko benturan seperti rugbi, tinju, dan sepakbola bisa meningkatkan risiko kerusakan otak sehingga penting untuk melindungi kepala.

Pendidikan rendah
Ada bukti yang menyebut memiliki pendidikan yang lebih tinggi mengurangi risiko demensia. Pendidikan bisa meningkatkan kemampuan kognitif sehingga bisa berfungsi lebih lama.

Stres karena pekerjaan
Stres karena pekerjaan memang hal normal tapi bila terlalu berat bisa menjadi masalah. Stres berat tak hanya mengganggu tidur tapi juga merusak kulit dan kesehatan mental karena bisa membuat orak mengkerut.

Merokok
Merokok diperkirakan bisa meningkatkan risiko demensia hingga 30-50 persen.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus