Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Selain identik dengan kue keranjang dan barongsai, Tahun Baru Imlek juga identik dengan baju tradisional bernama Cheongsam. Sebenarnya apa makna dan filosofi dari baju Cheongsam tersebut?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Imlek merupakan tradisi perayaan tahun baru bagi warga Tionghoa dan keturunannya. Salah satu tradisi pada saat imlek ialah memakai baju Cheongsam. Dari masa ke masa, baju ini masih menjadi pilihan kostum perayaan Imlek.
Filosofi Baju Cheongsam
Dari dahulu hingga sekarang, baju ini memang menjadi ciri khas sebuah tradisi. Secara sederhana, filosofi baju Cheongsam ternyata punya makna tersendiri.
Warga Tionghoa meyakini bahwa baju Cheongsam yang identik dengan warna merah memiliki makna sebuah warna alami yang menyerupai api. Hal ini ditujukan sebagai simbol dan kemakmuran serta kebahagiaan bagi hidup mereka secara turun-temurun.
Para peserta berfoto bersama usai keberhasilan memecahkan rekor dunia, untuk pemakaian pakaian cheongsam terbanyak. Qingdao, Tiongkok, 16 Mei 2015. ChinaFotoPress/Getty Images
Pada faktanya, bertepatan dengan momen Imlek warna merah selalu tersaji. Tak hanya warna baju, namun berbagai pernaik-pernik lainnya seperti lampion, ornamen hingga dekorasi juga menjadi salah satu ciri khas yang identik dengan perayaan Imlek.
Mengutip dari mybooclothing.com, selain warna merah yang menandakan kesuburan, keberuntungan, kegembiraan, dan kebahagiaan, ada juga warna kuning yang menandakan kekuatan, otoritas, dan kemakmuran, serta warna putih yang enandakan kemurnian dan kepolosan.
Melansir dari madamsanghai.com, ada juga Cheongsam kombinasi antara warna hitam dan merah yang dapat menjadi pilihan. Apalagi, warna hitam begitu mendominasi. Ketika mengenakan Cheongsam ini, kesan yang didapatkan pun terlihat elegan sekaligus tetap hadir dengan ciri khas Tionghoa. Secara filosofis, Cheongsam ini menandakan Anda siap menghadapi berbagai macam rintangan di waktu yang akan datang.
Kerah Mandarin
Merujuk dari Chinahighlights.com, selain modelnya yang unik, Cheongsam memiliki ciri utama yaitu kerah Mandarin, kancing simpul tradisional Tiongkok yang mengikat bagian dada yang tumpang tindih, dua celah di kedua sisi dan pinggang yang pas. Cheongsam terbuat dari katun, sutra, atau brokat.
Meski model Cheongsam banyak mengalami perubahan, tetapi ada beberapa hal yang tetap dipertahankan yaitu model kerah, kancing, warna, dan ornamennya. Ada juga beberapa jenis bunga yang selalu dipakai pada motif Cheongsam.
Bunga peoni menjadi salah satu bunga yang dipakai dalam Cheongsam yang merupakan bunga nasional bangsa Tiongkok. Selain itu, ada juga teratai dan krisan. Motif lainnya yang berupa binatang adalah ikan, burung, dan naga.
Pada bunga, peoni di baju Cheongsam melambangkan kekayaan dan kesejahteraan, teratai melambangkan pengorbanan yang sakral dan krisan melambangkan umur panjang. Sedangkan burung bermakna kecantikan, kemurnian, serta posisi kelas sosial si pemakainya. Ikan melambangkan kesejahteraan dan naga berarti kekuatan.
RINDI ARISKA
Baca juga : Sambut Imlek Sebastian Gunawan Rilis Koleksi Yao Xiang Wang Xi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.