Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Gaya Hidup JOMO sebagai Solusi Terhindar dari Kecanduan Tren dan Media Sosial?

Joy of Missing Out (JOMO) gaya hidup yang santai dan tidak merasa cemas jika terlambat mengetahui tren

7 Juli 2022 | 20.46 WIB

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Perbesar
Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Joy of Missing Out atau JOMO merupakan kebalikan dari Fear of Missing Out (FOMO). Mengutip dari publikasi ilmiah PSISULA: Prosiding Berkala Psikologi, JOMO merupakan gaya hidup yang santai dan tidak merasa cemas jika terlambat mengetahui berita atau tren. Itu sebabnya, orang JOMO kebalikan FOMO yang mengalami kecemasan, karena takut tertinggal tren.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Orang yang JOMO mengambil suatu keputusan secara sadar terlepas dari Internet atau teknologi, khususnya media sosial. JOMO menjalani hidup tanpa tergantung Internet atau tren yang berlangsung. Orang yang JOMO puas dengan kehidupan yang sedang dijalani. Berbeda dengan FOMO yang selalu ingin buru-buru dalam menjalani kehidupan, terutama yang terlihat di media sosial.

Gaya hidup JOMO

Orang yang JOMO berfokus agar orang menjalin hubungan baik secara langsung antara sesama. Ia juga memberikan ruang khusus untuk diri dan memberikan ruang emosi untuk meluapkan secara bebas.

Gaya hidup JOMO menikmati momen atau keadaan tanpa merasa bersalah jika tak mengikuti pilihan tren terbaru. Orang yang JOMO suka meningkatkan keterikatan hubungan antara keduanya. Gaya hidup JOMO digambarkan beraktivitas jalan-jalan tanpa melihat layar gawai atau di rumah membuat keseruan secara langsung, tanpa melalui ponsel.

Christina Crook penulis buku The Joy of Missing Out menjelaskan, JOMO pun upaya untuk mendapat momentum secara sadar dalam mengambil keputusan, memilih terputus dari teknologi (media sosial) dan menjalani kehidupan secara luar jaringan (offline).

JOMO bisa menjadi suatu langkah besar agar seseorang terlepas dari FOMO. Orang yang JOMO akan berperasaan puas dan bahagia, karena melepaskan dari aktivitas media sosial dan mengeksplorasi kebutuhan diri sendiri.

Gaya hidup JOMO berguna untuk mengatasi cara hidup FOMO yang merugikan. Para psikolog pun menyetujui  gaya hidup JOMO bermanfaat mengurangi ketergantungan teknologi. JOMO bermanfaat mengurangi kecemasan dan stres yang membuat kesehatan mental bisa selalu stabil. JOMO juga akan meningkatkan kesejahteraan emosional dan fisik.

Baca: FOMO, Bahaya Gaya Hidup yang Rentan Dialami Generasi Z

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus