Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Terapis pun Bisa Alami Fomo. Ini yang Mereka Lakukan dan Bisa Ditiru

Siapa pun bisa mengalami FOMO, bahkan terapis yang biasa memberi nasihat soal psikologis pun bisa mengalami. Berikut cara mereka mengatasinya.

21 Mei 2024 | 21.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi cemas. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - FOMO atau fear of missing out adalah sikap kebanyakan orang sekarang yang takut ketinggalan sesuatu, terutama yang terobsesi di media sosial dan setiap aktivitas harus didokumentasikan. FOMO melibatkan persepsi atau keyakinan orang lain melakukan sesuatu yang lebih baik dan menyenangkan sementara Anda sendiri ketinggalan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengalami FOMO sebenarnya wajar saja namun bisa juga berdampak negatif pada kepercayaan diri, harga diri, dan kebahagiaan. Siapa pun bisa mengalaminya, bahkan para terapis yang biasa memberi nasihat soal masalah mental dan psikologis pun bisa mengalaminya. Berikut cara mereka mengatasinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengubah pola pikir
Menurut Erica Basso, psikoterapis dan pendiri Erica Basso Therapy, terkadang kita perlu mengubah pola pikir soal FOMO. Daripada berfokus pada hal-hal yang Anda lewatkan, pikirkan hal-hal yang telah Anda capai pada periode yang sama. ganti FOMO dengan JOMO atau joy of missing out alias bahagia karena ketinggalan sesuatu.

Tarik napas panjang
Tarik napas panjang jika merasa FOMO sudah menggerus ketenangan. "FOMO sering memicu respons stres tubuh, mengaktifkan sistem saraf simpatetik atau yang kita kenal sebagai respons lawan atau lari," tutur Israa Nasir, terapis dan pendiri Well.Guide, kepada HuffPost

Tetapkan batasan
Ketika memikirkan FOMO, ingatkan diri kalau Anda tak harus menghadiri setiap acara atau undangan. Emma Giordano, terapis di Empower Your Mind Therapy, memastikan dirinya selalu menetapkan batasan karena sungguh tak realistis berharap melakukan semua yang ingin dilakukan, katanya. Contohnya saat teman mengajak jalan ketika Anda sedang bekerja, fokuslah pada tanggung jawab Anda dengan menetapkan batasan karena pekerjaan penting buat Anda. 

Membiarkan diri mengalami FOMO 
Di masyarakat yang selalu bergerak, terkadang ada manfaatnya juga membiarkan FOMO, kata Basso. Melawan pikiran yang cemas jelas tidak nyaman tapi hal ini juga bisa memberikan rasa peduli dalam mengeksplorasi perasaan. 

Bersyukur
Selalu bersyukur juga cara untuk melawan FOMO. Nasir mengatakan ia selalu bersyukur untuk mengalihkan fokusnya dari sesuatu yang ia lewatkan dengan yang ia miliki saat ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus